Praktisi Lingkungan: Perlu Kontribusi Masyarakat untuk Mengurangi Sampah

UII – Yogyakarta (14/8) — Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan webinar bertajuk “Teknik Pengolahan Sampah: Menciptakan Lingkungan Bersih dan Sehat”. Webinar yang diselenggarakan secara daring pada 12 Agustus 2023 ini dihadiri oleh para ahli dan praktisi dalam bidang pengelolaan sampah serta peserta dari berbagai latar belakang. Dalam webinar ini dr. Laksmi Damayanti menjadi moderator acara.

Teknik Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik

Dr. Hijrah Purnama Putra, S.T., M.Eng, seorang ahli lingkungan dari Jurusan Teknik Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UII, membawakan materi pertama dengan fokus pada teknik pengelolaan sampah organik dan anorganik. Dalam presentasinya, Dr. Hijrah menjelaskan berbagai cara efektif dalam mengelola sampah organik dan mengolah sampah anorganik. Ia juga menyoroti dampak negatif yang ditimbulkan oleh penanganan sampah yang tidak tepat terhadap lingkungan.

Dr. Hijrah juga memberikan tips praktis untuk mengurangi sampah, termasuk konsep pengurangan (reduce), pemilahan (reuse), dan pengolahan kembali (recycle). Dr. Hijrah menghadirkan konsep baru dalam upaya mengelola sampah. “Kita ubah 3R menjadi 3Ah, pertama ‘Cegah’, kedua ‘Pilah’ dan yang terakhir ‘Olah’.”, jelasnya.

“Dan ingat, urutannya nggak boleh dibolak-balik, harus sesuai dengan urutan cegah yang pertama, pilah, kemudian olah.”, imbuhnya.

Dampak Sampah Bagi Kesehatan Masyarakat

Materi kedua disampaikan oleh dr. Sani Rahman Soleman, M.Sc, seorang dokter dan dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UII. Dr. Sani mengulas dampak kesehatan yang timbul akibat pengelolaan sampah yang tidak tepat. Ia menjelaskan secara rinci kemungkinan gangguan kesehatan yang dapat muncul akibat kontaminasi lingkungan oleh sampah, termasuk risiko penyakit menular dan reaksi alergi. Dalam presentasinya, dr. Sani juga mengingatkan peserta mengenai pentingnya pengelolaan limbah berbahaya seperti PCB (Poli Chlorinated Biphenyls) yang sering ditemukan dalam sampah elektronik. Dr. Sani menyajikan fakta menarik mengenai pengelolaan sampah di Jepang sebagai contoh praktik yang patut diapresiasi. “Kalau di Jepang, setiap hari Selasa, mereka menaruh sampah organik dalam plastik kuning di Kyoto. Truk pengangkutnya datang jam 7 pagi, dan sampah organik harus sudah tersedia dan siap diambil,” papar dr. Sani.

Lebih lanjut, dr. Sani menjelaskan, “Sedangkan untuk sampah non-organik, seperti plastik dan material anorganik lainnya, mereka mengatur pengambilan pada hari Rabu dan Jumat. Ini adalah langkah yang cukup canggih dalam mengelola sampah.”

Namun, aspek yang paling menarik adalah pengelolaan sampah elektronik. dr. Sani memberikan gambaran: “Sampah elektronik, termasuk kabel dan baterai, memiliki penanganan yang sangat ketat di Jepang. Masyarakat di sana tidak diperbolehkan membuang sampah elektronik sembarangan, terutama di tempat-tempat pembuangan dekat rumah. Hal ini merupakan contoh bagaimana pemisahan sampah menjadi kategori yang berbeda-beda, dengan peraturan yang ketat, dapat memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.”

Pengelolaan Sampah Rumahan menjadi Lahan Bisnis

Tomy Wahyu Pradana, pendiri Teknik Mengolah Sampah (TM Sampah) di Piyungan Bantul Yogyakarta, memaparkan inovasinya dalam pengelolaan sampah. Tomy memaparkan pentingnya memilah sampah anorganik yang layak dijual dan mengirimkannya kembali ke pabrik daur ulang. Tomy juga memaparkan inovasi menarik dalam pengelolaan sampah organik, yaitu dengan memanfaatkan serangga, seperti tentara lalat dan tentara hitam, sebagai pengurai sampah organik. “Larva dari serangga tersebut diolah menjadi alternatif pakan untuk unggas dan ikan,” tambahnya. Inovasi ini tidak hanya mengurangi volume sampah organik, tetapi juga memberikan solusi dalam pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan

Dalam penutupannya, Tomy Wahyu Pradana berbicara tentang tantangan dalam mengelola sampah rumahan yang tidak boleh diabaikan. “Kalau untuk tantangan, sebenarnya lebih ke sumber daya manusia, terutama pekerja lapangan. Tidak semua orang bersedia bekerja di bidang pengelolaan sampah, terutama dalam mempelajari jenis-jenis plastik. Orang awam umumnya hanya mengenal plastik secara umum, tetapi sebenarnya ada berbagai jenis plastik yang harus dipilah dengan teliti.” ungkap Tomy.

Perlu Kontribusi Masyarakat untuk Mengurangi Sampah

Dalam kesimpulannya, peserta diingatkan akan pesan-pesan penting dari setiap pembicara. Mereka diajak untuk berkontribusi dalam mengurangi produksi sampah baru. Ketika menghasilkan sampah, pemilahan dan pengolahan ulang menjadi hal yang tidak hanya baik untuk lingkungan, tetapi juga berdampak positif pada kesehatan masyarakat.

Semua peserta diharapkan dapat memanfaatkan pengetahuan dan wawasan yang didapat dari webinar ini untuk mengambil langkah konkret dalam mengelola sampah dengan lebih bijak. Webinar ini berakhir dengan doa untuk kesadaran lebih lanjut dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. (Tri)