Perjelas Peran dan Perkuat Tata Kelola, FK UII Gelar Workshop Wewenang dan Tugas Pimpinan Unit

SLEMAN (4/11) – Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) mengambil langkah strategis untuk memperkuat tata kelola dan efektivitas organisasi internalnya. Bertempat di Laboratorium Komputer FK UII, fakultas tersebut menggelar “Workshop Pencermatan Wewenang dan Tugas (WT) Ketua Departemen, Ketua/Kepala/Koordinator Unit dan Kepala Divisi di FK UII” pada Senin, 3 November 2025. Acara ini dihadiri oleh seluruh pimpinan unit terkait, yang disebut oleh pimpinan fakultas sebagai garda terdepan dalam mengawal pelaksanaan Catur Dharma Perguruan Tinggi.
Dekan FK UII, Dr. dr. Isnatin Miladiyah, M.Kes., dalam sambutannya saat membuka acara, menekankan nilai strategis workshop ini. Menurutnya, kejelasan peran, wewenang, dan tugas adalah fondasi utama agar fakultas dapat bergerak lincah, efektif, dan selaras dengan visi institusi. “Kita menyadari bahwa tantangan dunia pendidikan kedokteran dan layanan kesehatan berkembang sangat dinamis. Untuk merespons hal tersebut, kita tidak bisa lagi bekerja dengan batasan yang abu-abu atau mengandalkan asumsi,” ujar Isnatin.
Lebih lanjut, Dekan Isnatin menjelaskan bahwa workshop ini merupakan upaya fundamental untuk memperkuat tata kelola (governance) fakultas. Tujuan utamanya adalah mencegah terjadinya tumpang tindih (overlap) wewenang sekaligus menghindari adanya celah (gap) dalam operasional akademik maupun manajerial. Materi workshop ini difasilitasi oleh Muhammad Kholif Lir Widyoputro, S.T., M.Sc., dari Badan Penjaminan Mutu (BPM) UII , yang memandu peserta dalam penyusunan Dokumen WT.
Dokumen WT itu sendiri merupakan komponen krusial dalam Sistem Penjaminan Mutu (SPM) di lingkungan UII. Berdasarkan materi workshop, Dokumen WT dikategorikan sebagai Dokumen Operasional Sistem (Level 3) dalam hierarki dokumen SPM universitas. Sesuai Kebijakan SPMI UII, dokumen ini secara rinci menjelaskan lingkup kewenangan dan tugas jabatan struktural, kualifikasi yang diperlukan, atasan dan bawahan langsung, serta uraian tugas yang harus berorientasi pada konsep Plan, Do, Check, and Action (PDCA).
Dekan berharap forum ini dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh para peserta untuk berdiskusi secara terbuka, kritis, namun tetap konstruktif. Target akhir dari workshop ini adalah terwujudnya ketersediaan dokumen operasional yang jelas, termasuk Prosedur Kerja (PK) dan Instruksi Kerja (IK). “Output dari workshop ini akan menjadi pedoman kita bersama untuk bergerak lebih cepat dan akuntabel,” tutup Dr. Isnatin Miladiyah.

Peserta workshop menyimak materi yang disampaikan. (Jo)

