Kaji Novel Terapi Untuk Kanker Prostat, FK UII Raih Juara Nasional di Medan
[:id]
MEDAN (fk.uii.ac.id) – Zavia Putri Salsabila, Fathiyatul Mudzkiroh, Violetta Meitrie Sugianto mahasiswa Program Studi Kedokteran yang menjadi delegasi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) pada kompetisi ilmiah Scripta Research Festival 2021 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara (FK USU), berhasil meraih hasil gemilang dengan tampil sebagai Juara 2 Nasional Literature Review. Prestasi ini sekaligus mengulang raihan serupa pada penyelenggaraan Scripta tahun 2018 lalu.
Pada babak final yang diselenggarakan secara online dengan host di Medan pada tanggal 29-31 Januari 2021, Delegasi FK UII harus bersaing ketat dengan sembilan finalis lainnya yang berasal dari berbagai universitas dengan tradisi kuat di bidang ilmiah, seperti Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Sebelas Maret, Universitas, Padjadjaran, Universitas Hasanuddin, Universitas Negeri Jember, hingga tuan rumah USU.
Scripta Research Festival merupakan salah satu event ilmiah nasional terbesar yang diselenggarakan oleh Standing Committees on Research Exchange Pemerintahan Mahasiswa (SCORE PEMA) FK USU. Tujuan dari penyelenggaraan acara ini adalah untuk menciptakan dan mendukung terbentuknya iklim keilmiahan di kalangan mahasiswa kedokteran di seluruh Indonesia melalui kegiatan simposium dan perlombaan ilmiah.
Tema besar yang diangkat pada penyelenggaraan Scripta tahun ini adalah: “Novel Innovation and Strategy in Genitourinary Disease Prevention as an Improved Health Solution”, dengan cabang lomba meliputi empat bidang, yaitu: Literature Review, Esai Ilmiah, Poster Publik, dan Video Edukasi.
Sesuai dengan fokus tema lomba yang menyoroti tentang genitourinary disease, pada perlombaan ini delegasi FK UII menampilkan karya ilmiah berjudul: “Karakterisasi microRNA-203 Terenkapsulasi Liposom dengan Konjugasi Single Stranded Oligonukleotida (A9g Aptamer) Sebagai Novel Terapi Sel Kanker Prostat Tertarget”.
Menurut Fathiyatul Mudzkiroh, salah satu delegasi FK UII, latar belakang atau ide pembuatan karya tersebut terinspirasi dari kenyataan bahwa kanker prostat merupakan penyakit keganasan pada pria dengan prevalensi tertinggi kedua di dunia setelah kanker paru-paru. Jumlah kasus kanker prostat terbanyak ditemukan di Amerika dan Eropa, dengan tingkat kematian tertinggi di Asia. Di Indonesia sendiri jumlahnya mencapai 10,3 per 100.000 populasi dan diprediksi akan terus meningkat ke depannya.
“Kanker prostat juga memiliki pathogenesis stage, yaitu dependent androgen dan independent androgen, dimana pengobatan yang ada saat ini hanya bisa digunakan pada salah satu fase saja (dependent atau independent). Selain itu, modalitas yang ada saat ini juga memiliki efek samping yang berisiko, contohnya kemoterapi dan radioterapi. Sehingga kami berinovasi untuk membuat suatu usulan baru yang dapat menarget kanker prostat secara spesifik, pada semua fase, dan memiliki efek samping yang minimal,” jelas mahasiswa angkatan 2019 tersebut. (dsh)
Mengenal Kanker Prostat dan Pencegahannya
PROSTAT merupakan organ genitalia pria yang menghasilkan cairan prostat (salah satu komponen cairan ejakulat) dan terletak di bawah kandung kencing, di depan rektum, serta “membungkus” uretra bagian belakang.
Kanker prostat dikenal sebagai penyakit keganasan dengan angka kejadian tertinggi pada sistem urogenitalia pria. Penelitian menunjukkan kejadian ini banyak ditemukan pada pasien berusia lebih dari 50 tahun dengan angka kejadian terbanyak pada kelompok usia lebih dari 80 tahun.
Menariknya, dewasa ini salah satu faktor yang meningkatkan insidens kanker prostat adalah meningkatnya kewaspadaan pada masing-masing individu terhadap penyakit ini, seiring dengan kian banyaknya informasi terkait kesehatan yang dapat diperoleh dengan mudah dari berbagai media cetak ataupun elektronik termasuk internet.
Hal ini meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan screening dengan pemeriksaan prostate specific antigens (PSA) untuk deteksi dini. Penemuan peningkatan kadar PSA pada pemeriksaan laboratorium secara tidak sengaja sering menjadi petunjuk pada kanker prostat stadium dini yang tidak menunjukkan gejala atau tanda klinis.
Kanker prostat dapat menimbulkan berbagai gejala yang sangat mengganggu pasien. Bila kanker telah menekan uretra, pasien dapat mengalami kesulitan berkemih, nyeri saat berkemih, hingga adanya darah pada urin. Pada kasus lain yang lebih jarang, pasien juga mengeluhkan kesulitan buang air besar akibat penekanan rektum oleh kanker.
Sebagaimana pada kanker lainnya, kanker prostat juga dapat menyebar (metastasis) ke berbagai lokasi, baik melalui limfe maupun pembuluh darah. Lokasi yang dituju antara lain kelenjar limfe di area retroperitoneal, tulang pinggul, tulang paha, tulang belakang, tulang iga, hingga berbagai organ penting seperti paru-paru, hati, bahkan otak. Hal ini akan memberikan dampak yang kian serius bagi pasien, seperti munculnya nyeri tulang, patah tulang pada lokasi metastasis, ataupun gangguan saraf akibat penyebaran pada tulang belakang. Lebih lanjut, metastasis pada organ penting dapat menyebabkan kerusakan organ yang berujung pada kematian.
Salah satu faktor yang diyakini dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker prostat adalah pengaruh lingkungan dan kebiasaan hidup sehari-hari. Kebiasaan buruk seperti merokok, konsumsi lemak yang berlebihan, hingga paparan bahan kimia seperti cadmium atau Cd (banyak terdapat pada baterei dan alat listrik) berhubungan dengan meningkatnya kejadian kanker prostat, sehingga penting bagi masyarakat untuk mengetahui dan mencegahnya.
Selain itu juga telah banyak diketahui pula macam-macam makanan yang diduga dapat mencegah terjadinya kanker prostat, antara lain yang kaya akan kandungan vitamin A, vitamin E, beta karoten, fitoestrogen, likofen, ataupun selenium, seperti: tomat, kedelai, ikan laut, daging, biji-bijian, dan sebagainya. Tentunya makanan seperti ini sangat dianjurkan untuk dikonsumsi secara cukup dan rutin sebagai bagian dari upaya pencegahan.
Dengan mengetahui berbagai faktor resiko dari lingkungan dan kebiasaan tersebut, sudah sewajarnya kita mulai menerapkan pola hidup sehat sejak dini sebagai bagian dari ikhtiar kita untuk terhindar dari berbagai penyakit seperti kanker prostat. Dengan tubuh yang sehat, produktivitas akan meningkat dan hidup menjadi lebih bersemangat untuk banyak bermanfaat bagi masyarakat. (dsh)
[:en]
MEDAN (fk.uii.ac.id) – Zavia Putri Salsabila, Fathiyatul Mudzkiroh, Violetta Meitrie Sugianto, a student of the Medicine Study Program who was a delegation of the Faculty of Medicine, Islamic Universitas Islam Indonesia (FM UII) in the Scripta Research Festival 2021 scientific competition, Faculty of Medicine, University of Sumatera Utara (FM USU) managed to achieve brilliant results as the Second Winner in the National Literature Review. This achievement was the repetition of the similar achievement at the last Scripta 2018.
In the final round which was held by online hosted in Medan on January 29-31, 2021, the FM UII delegation had to compete with nine other finalists from various universities. They have strong traditions in the scientific field, such as the University of Indonesia, Diponegoro University, Universitas Sebelas Maret, Padjadjaran University, Hasanuddin University, Jember State University, as well as USU as the host.
The Scripta Research Festival is one of the largest national scientific event organized by the USU Faculty of Medicine’s Standing Committees on the Student Administration Research Exchange (SCORE PEMA). The purpose of organizing this event is to create and support the development of a scientific climate among medical students throughout Indonesia through symposium activities and scientific competitions.
The major theme raised in this year’s Scripta is: “Novel Innovation and Strategy in Genitourinary Disease Prevention as an Improved Health Solution”. It has four field competitions, namely: Literature Review, Scientific Essays, Public Posters, and Educational Videos.
In accordance with the competition theme which focuses on genitourinary disease, in this competition the FM UII delegation presented a scientific paper entitled: “Characterization of Liposome Encapsulated MicroRNA-203 Using Single Stranded Oligonucleotide (A9g Aptamer) Conjugation as a Novel Targeted Prostate Cancer Cell Therapy”.
According to Fathiyatul Mudzkiroh, one of the FM UII delegates, the background or idea of composing the paper was inspired by the fact that prostate cancer is a malignant disease in men with the second highest prevalence in the world after lung cancer. The highest number of prostate cancer cases is found in America and Europe, with the highest death rate in Asia. In Indonesia itself the number has reached 10.3 per 100,000 populations and is predicted to continue to increase in the future.
“Prostate cancer also has a pathogenesis stage, namely dependent androgen and independent androgen, where the current treatment can only be applied in one phase (dependent or independent). In addition, the recent modalities also have risky side effects, for example chemotherapy and radiotherapy. So we are innovating to make a new proposal that can specifically target prostate cancer, at all phases, and have minimal side effects,” explained the batch 2019 student. (dsh)
Get to Know Prostate Cancer and its Prevention
The prostate is a male genital organ that produces prostate fluid (a component of the ejaculate fluid) and is located under the bladder, in front of the rectum, and “wraps” the back urethra.
Prostate cancer is known as a malignant disease with the highest case in the male urogenital system. Research shows that this case is mostly found in patients over 50 years old with the highest case in the age group of more than 80 years.
Interestingly, nowadays one of the factors that enlarge the case of prostate cancer is the increased awareness of each individual against this disease. It is along with the increasing number of health-related information that can be obtained easily from various print or electronic media including the internet.
This increases public awareness to do screening on prostate specific antigen (PSA) examinations for early detection. The discovery of an accidental increase in PSA levels on laboratory tests is often a clue to early-stage prostate cancer that does not show symptoms or clinical signs.
Prostate cancer can cause a diversity of symptoms which are very disturbing to the patient. If the cancer has pressed on the urethra, the patient may experience difficulty urinating, painful urination, and blood in the urine. In other less frequent cases, patients also complain of difficulty defecating due to compression of the rectum by cancer.
As in other cancers, prostate cancer can also spread (metastasize) to various locations, either through lymph or blood vessels. The targeted locations include lymph glands in the retroperitoneal area, hip bones, thighbones, spine, ribs, to a range of important organs such as the lungs, liver, and even the brain. This will have an increasingly serious impact on the patient, such as the emergence of bone pain, fractures at the site of metastasis, or neurological disorders due to the spread in the spine. Furthermore, metastasis in important organs can cause organ damage that can lead to death.
One of the factors which are believed to increase the risk of prostate cancer is the influence of the environment and daily activities habits. Bad habits such as smoking, excessive fat consumption, and exposure to chemicals such as cadmium or Cd (found in many batteries and electric devices) are associated with an increased case of prostate cancer, so it is important for people to know and prevent it.
In addition, there are also many kinds of foods which are considered to prevent prostate cancer, including those rich in vitamin A, vitamin E, beta carotene, phytoestrogens, lycophenes, or selenium, such as: tomatoes, soybeans, sea fish, meat, whole grains, and so on. Of course, this kind of food is highly recommended to be consumed adequately and regularly as part of prevention efforts.
By knowing the various risk factors from the environment and these habits, it is only normal that we start implementing a healthy lifestyle from an early age as part of our efforts to avoid many diseases such as prostate cancer. With a healthy body, we can increase our productivity and our life will be livelier to help others. (dsh)
[:]