Hadapi Tantangan Ganda, FK UII Gelar Konferensi Internasional Bahas Penyakit Kronis dan Infeksi

SLEMAN (25/10) – Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) sukses menyelenggarakan International Conference on Chronic and Infectious Diseases (ICCID) 2025 secara daring pada 24-25 Oktober 2025. Mengusung tema “Membangun Sistem Kesehatan yang Tangguh untuk Beban Penyakit Kronis dan Infeksi”, konferensi ini menjadi wadah strategis bagi para ahli kesehatan global untuk berbagi pengetahuan dan merumuskan solusi inovatif dalam menghadapi tantangan kesehatan ganda yang dihadapi dunia saat ini.
Acara dibuka secara resmi oleh Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., yang dalam sambutannya menekankan pentingnya membangun sistem kesehatan yang tangguh (resilient) sebagai sebuah keharusan, bukan lagi kemewahan. Beliau menyoroti bahwa ketahanan sistem kesehatan dibangun atas fondasi pelayanan primer yang kuat, pencegahan penyakit, surveilans andal, tenaga kesehatan kompeten, dan kepercayaan masyarakat. Senada dengan itu, Dekan FK UII, Dr. dr. Isnatin Miladiyah, M.Kes., menegaskan bahwa pandemi COVID-19 telah mengajarkan pentingnya sistem kesehatan yang adaptif dan siap menghadapi tantangan masa depan, mengingat beban penyakit kronis dan menular terus meningkat akibat perubahan gaya hidup, demografi, serta faktor lingkungan.

Acara Plenary I: Dr. dr. Sufi Desrini M.Sc/FK UII (kiri atas), Prof. Roderick Layug Salenga, RPh, MPH/ WHO Indonesia (kiri bawah), Dr. Miswar Fattah M.Si/PRODIA (kanan bawah), dan dr. Ukhti Jamil R., Sp.PA/Moderator (kanan atas)
Konferensi dua hari ini menghadirkan serangkaian sesi pleno yang diisi oleh para pakar ternama dari dalam dan luar negeri. Sesi pleno membahas isu-isu krusial seperti strategi global mengatasi resistensi antimikroba (Anti Microbial Resistance/AMR), penanganan tuberkulosis resisten obat, infeksi Candida albicans, hingga pendekatan komprehensif untuk infeksi pernapasan, HIV, dan Dengue. Selain itu, dibahas pula inovasi kesehatan digital dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam manajemen penyakit kardiovaskular, isu kematian jantung mendadak pada atlet, serta perspektif biopsikososial dan strategi manajemen obesitas, termasuk pada anak. Selain sesi pleno, ICCID 2025 juga memfasilitasi presentasi hasil penelitian dari para peserta, mencakup dokter spesialis, dokter umum, peneliti, praktisi kesehatan masyarakat, perawat, bidan, mahasiswa kedokteran/kesehatan, dan apoteker. Forum ini menjadi ajang penting untuk diseminasi temuan terbaru dan mendorong lahirnya kolaborasi riset antar disiplin dan antar negara dalam upaya penanggulangan penyakit kronis dan infeksi.
Dengan menghadirkan perspektif multidisiplin dan mendorong kolaborasi internasional, ICCID 2025 yang dihelat FK UII berhasil memberikan kontribusi signifikan dalam upaya membangun sistem kesehatan global yang lebih kuat, adil, dan berkelanjutan. Konferensi ini diharapkan dapat menginspirasi kemitraan baru dan aksi nyata untuk mengatasi beban penyakit kronis dan infeksi yang kompleks demi peningkatan kualitas kesehatan masyarakat global.

Acara Plenary III: dr. Erlina Marfianti, M.Sc., Sp.PD/FK UII (kiri atas), dr. Inarota Laily, Sp.KO, Subsp.APK(K), PhD (Cand)/UI-Amsterdam UMC (kiri bawah), dr. Riana Rahmawati, Ph.D/Moderator (kanan atas)

Acara Plenary IV: Prof. Poh Bee Koon/University Kebangsaan Malaysia (kanan atas), Prof. dr. Madarina Julia, M.P.H., Ph.D., Sp.A (K), Subsp.End /FK UGM (kiri atas), dr. Rissito Centricia Darumurti, Sp.N/Moderator (kiri bawah). (Jo)

