Pembekalan Keislaman Dokter Muda FK UII: Memperkuat Aqidah dan Akhlaq Sebelum Terjun ke Dunia Klinis

Kaliurang (22/8) – Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menyelenggarakan kegiatan “Pembekalan Keislaman Dokter Muda Periode II Tahun 2024,” yang berlangsung pada 21-22 Agustus 2024 di Gedung Kuliah Umum Prof. Sardjito. Acara ini diikuti oleh 129 dokter muda yang akan memulai masa koas di berbagai rumah sakit jejaring. Pembekalan ini dirancang untuk memberikan bekal spiritual dan etika keislaman yang kuat sebelum mereka terjun langsung dalam praktik medis di lapangan.

Dekan Fakultas Kedokteran UII, Dr. dr. Isnatin Miladiyah, M.Kes, dalam sambutannya, menyampaikan betapa pentingnya nilai-nilai keislaman dalam profesi kedokteran, terutama dalam konteks praktik di rumah sakit pendidikan. “Seorang dokter muslim tidak hanya dituntut memiliki keahlian klinis yang mumpuni, tetapi juga harus mengamalkan aqidah dan akhlaq yang baik dalam setiap aspek kehidupan profesional maupun sosial,” ujar Dr. Isnatin. Hal ini, menurutnya, akan menjadi fondasi yang kokoh bagi para dokter muda dalam menghadapi berbagai tantangan di dunia medis yang sering kali penuh dengan dinamika etis dan spiritual.

Dekan Fakultas Kedokteran UII, Dr. dr. Isnatin Miladiyah, M.Kes saat memberikan sambutan

Selama dua hari, para peserta menerima berbagai materi penting yang dibawakan oleh pembicara-pembicara, di antaranya dr. Linda Rosita M.Kes Sp.PK(K) yang membawakan materi tentang Aqidah dan Akhlaq Dokter Muslim di RS Pendidikan. Materi ini menekankan pentingnya aqidah yang benar dan bagaimana hal tersebut harus tercermin dalam setiap tindakan seorang dokter muslim. Selain itu, peserta juga mendapatkan materi tentang profesionalisme dalam menjalankan tugas sebagai dokter muda muslim yang sukses, yang disampaikan oleh dr. Agus Taufiqurrahman M.Kes, Sp.S.

Materi lain yang tidak kalah penting adalah Fiqih Ibadah untuk Orang Sakit yang disampaikan oleh Ust. Drs Jamroni M.Si. Materi ini membahas aturan-aturan ibadah bagi pasien yang mengalami kesulitan fisik, termasuk keringanan dalam melaksanakan shalat, puasa, dan ibadah lainnya. Selain itu, pembicara juga memberikan penjelasan mengenai cara menjaga shalat fardhu di tengah padatnya jadwal klinik, sebuah kewajiban yang sering kali menjadi tantangan bagi para dokter muda.

Kegiatan ini tidak hanya berbentuk sesi penyampaian materi, tetapi juga dilengkapi dengan sesi interaktif, permainan, dan kuis untuk menguji pemahaman peserta terhadap materi yang telah disampaikan. Pada hari kedua, terdapat sesi Sharing Koas, di mana para dokter muda yang telah lebih dahulu menjalani masa koas membagikan pengalaman mereka. Sesi ini memberikan gambaran nyata mengenai tantangan yang akan dihadapi selama masa koas, termasuk bagaimana mereka dapat mengelola waktu, menjaga profesionalisme, dan tetap mempertahankan keseimbangan spiritual.

Dengan berakhirnya pembekalan ini, para dokter muda Fakultas Kedokteran UII diharapkan siap untuk menghadapi tantangan masa koas dengan semangat, profesionalisme, dan landasan spiritual yang kuat, serta siap menerapkan nilai-nilai keislaman dalam praktik medis sehari-hari. (Eko/Jo)