Turut serta dalam Pencegahan CA Serviks, FK UII Menggelar Pengabdian Masyarakat
Pelaksanaan Skrining CA Serviks di RSIY PDHI, Kalasan, Sleman
Kaliurang (28/11)- Kasus baru kanker di Indonesia berdasarkan data dari Global Cancer Observatory (Globocan) pada 2020, tercatat sebanyak 36.633 kasus (17.2%), dari data tersebut, kanker serviks menempati posisi ke-2 setelah kanker payudara. Sementara itu, menurut laporan Kementerian Kesehatan pada 2019, kasus kanker serviks terjadi pada 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian mencapai 13,9 per 100.000 penduduk.
Dalam rangka menebarkan manfaat bagi masyarakat luas di Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya untuk pencegahan, diagnostik, dan terapeutik dalam rangka meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) kembali menggelar pengabdian masyarakat berupa Skrining CA Serviks. Acara Skrining CA Serviks ini dilaksanakan di empat lokasi yang terpisah yaitu di Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI, Kalasan Sleman pada 21-25 November 2022, di Mini Hospital FK UII pada 28-29 November 2022, di Rumah Sakit UII, Pandak, Bantul pada 18 Desember 2022, dan di Klinik Utama PDHI, Wonosari, Gunungkidul.
Pelaksanaan Skrining CA Serviks di Mini Hospital FK UII
Ketua panitia pelaksana pengabdian masyarakat, dr. Tien Budi Febriani, M.Sc., Sp.A, menyampaikan terima kasih atas respon positif dari masyarakat terhadap pelaksanaan Skrining CA Serviks yang diselenggarakan oleh FK UII bekerjasama dengan Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI, Dinas Kesehatan Sleman, Dinas Kesehatan Bantul, dan Rumah Sakit UII. “Alhamdulillah respon masyarakat untuk mengikuti Skrining CA Serviks ini sangat baik, peserta yang terdaftar hingga saat ini mencapai 294 orang pada dua lokasi pelaksanaan yaitu di Rumah Sakit Islam PDHI, Kalasan dan di Mini Hospital FK UII”, ungkap dr. Tien Budi Febriani.
dr. Tien Budi Febriani menuturkan bahwa prevalensi kanker tertinggi menurut data Dinas Kesehatan Sleman pada 2020 adalah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 4,86 per 1000 penduduk. Sementara itu cakupan skrining deteksi dini kanker serviks di Indonesia baik melalui pap smear maupun Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) masih sangat rendah yaitu sekitar 5%. “Cakupan skrining yang efektif dalam menurunkan angka kesakitan dan angka kematian karena kanker serviks adalah 85%. IVA merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin”, ujar dr. Tien Budi Febriani.
dr. Yasmini Fitriyati, Sp.OG, dr. Syifa Nurul Asma, MPH beserta tim pelaksana Skrining CA Serviks
Foto bersama panitia pelaksana Skrining CA Serviks. (Jo)