Perkembangan Penyakit Terus Berubah, Dokter Baru UII Senantiasa Meningkatkan Kompetensi
Kaliurang (11/10)- Program Studi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar pelantikan dan pengangkatan sumpah dokter baru periode Oktober Tahun 2023. Sebanyak 31 dokter baru yang terdiri dari 10 laki-laki dan 21 perempuan mengikuti prosesi tersebut, dengan sebaran dari Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 8 orang, Jawa Tengah 8, Jawa Barat 7 orang, Jawa Timur 3 orang, Banten 1 orang, Bengkulu 1 orang, Nusa Tenggara Barat 1 orang, Riau 1 orang, dan Sumatera Utara 1 orang. Acara pelantikan berlangsung khidmat di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakir pada hari Rabu (11/10) secara luring. Dengan pelantikan ini, dokter lulusan UII pun kian bertambah jumlahnya menjadi 2.240 dokter yang siap mengabdi di seluruh wilayah di Indonesia.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Riset UII, Prof. Dr. Jaka Nugraha, S.Si, M.Si dalam sambutannya menyampaikan bahwa kesehatan masih menjadi masalah utama di Indonesia, mulai dari penyakit yang tidak menular yang semakin tinggi seperti DM, hipertensi, jantung, strok dan sebagainya. Sebagaimana data riset, penyakit-penyakit tersebut menjadi penyebab kematian terbesar, penyakit strok di Indonesia menjadi penyebab kematian terbesar yaitu sebesar 19.42%.
Di beberapa daerah, masalah kesehatan juga masih terjadi khususnya ketimpangan fasilitas kesehatan. Ini membutuhkan perhatian, khususnya dokter-dokter baru. “Saya berpesan tuntutan masyarakat dan perkembangan penyakit itu terus berubah, sehingga satu-satunya cara yaitu senantiasa meningkatkan kompetensi”, ujar Prof. Jaka Nugraha.
Selain itu, Prof Jaka Nugraha juga mengingatkan bahwa sumpah dokter mestinya tidak hanya terucap, namun harus terinternalisasi menjadi perilaku, menjadi jangkar, agar tidak larut dalam suasana lingkungan dunia yang cukup liberal, siapa yang kuat akan menerkam yang lemah, termasuk di dunia kesehatan. Dokter itu mempunyai misi kemanusiaan dan pengabdian, sebagaimana tercermin dalam sumpah dokter.
Sementara itu, Dekan FK UII, Dr. dr. Isnatin Miladiyah, M.Kes. memberikan ucapan selamat kepada 31 dokter baru karena telah menyelesaikan Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) dengan one shoot (sekali ujian, red).
Dr. Isnatin memberikan ucapan selamat melalui sebuah pantun:
“Pergi ke Jogja berniat beli bakpia, jalannya kesasar jadi muter-muter
Selamat atas hari bahagia, karena adik-adik dilantik menjadi dokter”
“Dengan dilantik sebagai seorang dokter, tentu ada tanggung jawab yang baru. Perjalanan hidup yang baru akan adik-adik hadapi dan lalui. Setelah ini wajib mengikuti intenship yaitu program penempatan wajib dari pemerintah”, pesan Dr. Isnatin. Dia juga mengingatkan bahwa dalam program intenship, dokter baru akan menjalani proses pemahiran dan pemandirian guna mengasah kompetensi yang diperoleh selama pendidikan di program sarjana dan program profesi.
Lebih lanjut, ia berpesan agar dokter baru lebih adaptif dan responsif terhadap perubahan-perubahan yang ada. Mengingat masa kelulusan dokter baru ini berdekatan dengan disahkannya Undang-Undang Kesehatan No. 17 Tahun 2023 pada Agustus 2023. Ada beberapa aspek yang akan diperbaiki, di antaranya mengubah fokus dari pengobatan menjadi pencegahan, memudahkan akses layanan kesehatan, menyederhanakan proses perijinan kesehatan termasuk STR (Surat Tanda Registrasi, red) seumur hidup, mengintegrasikan sistem informasi kesehatan, hingga dibukanya praktik lulusan dokter luar negeri, dan dokter warga negara asing.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah DIY yang diwakili oleh Ketua Bidang Organisasi, dr. Betty Juliastuty Soeharsono, M.Sc, Sp.An menyampaikan pesan kepada dokter baru agar selalu melakukan tugas dokter sebagai dokter yang profesional, amanah, dengan menerapkan etika kedokteran sesuai standar profesi yang berlaku, dan menerapkan sesuai sumpah hipokratis. “Profesi dokter adalah profesi yang mulia, jalankan, dan lakukan tugas dokter sebagai dokter yang profesional, yang amanah dengan menerapkan etika kedokteran sesuai standar profesi yang berlaku dan menerapkan sesuai sumpah hipokratis. Kami ingatkan selalu untuk memegang teguh prinsip dan nilai-nilai sumpah dokter, kode etik kedokteran indonesia, norma sosial, dan budaya Indonesia”, pesannya.
Lebih lanjut dr. Betty berpesan, “Menyandang gelar dokter bukanlah hal yang mudah, karena menjadi amanah baru, dimana tanggung jawab, kedisiplinan, kejujuran, komitmen, dan empati kemanusiaan harus senantiasa menyatu, dalam penghayatan keseharian tugas dokter”.
Foto bersama dokter baru dengan Wakil Rektor 1 UII, Dekan FK UII, IDI DIY, Dinkes DIY, dan sivitas akademika FK UII
Sementara itu, dr. Rahma Wahyu Ajining Tyas, dalam sambutannya mewakili dokter baru menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pada guru, dokter pendidik di pendidikan pre klinik, klinik, dan rumah sakit pendidikan. “Terima kasih telah mendidik kami, memberikan arahan dan bimbingan selama proses pembelajaran dengan harapan yang mulia agar kami menjadi dokter yang berguna di masyarakat”, ungkap dr. Rahma.
dr. Rahma juga menyampaikan terima kasihnya kepada sosok istimewa yang selalu berjuang, berkorban, dan mendoakan dokter-dokter baru ini. “Di hari yang bahagia ini, kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada sosok istimewa yang telah berjuang membesarkan kami, mencurahkan kasih sayang kepada kami, merekalah kedua orang tua kami. Terima kasih telah meneteskan keringat, senantiasa mendoakan kami, dan mengorbankan segalanya untuk kami”, ungkap dr. Rahma dalam sambutannya. (Jo)