Menghadapi Perkembangan Teknologi AI, Dokter Baru harus Memperkuat Sisi Humanity
Kaliurang (17/01)- Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar pelantikan dan sumpah dokter periode ke-62 di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakir pada hari Rabu (17/01) secara luring.
Menurut Ketua Program Studi Profesi Dokter FK UII, dr. Ana Fauziyati, M.Sc, Sp.PD, jumlah dokter yang dilantik dan disumpah pada periode ke-62 yaitu 116 orang terdiri dari 36 laki-laki dan 80 perempuan, sehingga jumlah dokter lulusan FK UII sampai saat ini sebanyak 2.356 orang.
Data sebaran menurut daerah asal dokter baru pada periode 62 yaitu Propinsi Jawa Tengah 43 orang, Daerah Istimewa Yogyakarta 20 orang, Jawa Barat 19 orang, Jawa Timur 7 orang, Banten 5 orang, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, dan Nusa Tenggara Barat masing-masing 3 orang, Lampung dan Papua, masing-masing 2 orang, sementara itu 1 orang masing-masing dari Batam, Gorontalo, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Riau, dan Sumatera Utara.
Dekan FK UII, Dr. dr. Isnatin Miladiyah, M.Kes. memberikan ucapan selamat atas pelantikan 116 dokter baru sekaligus berpesan agar dokter baru selalu siap menghadapi tantangan ke depan yang semakin berat. “Hari ini adalah momen yang sangat dinantikan oleh orang tua dan dokter baru. Ini adalah awal perjuangan, tantangan ke depan pasti semakin berat. American Medical Association (AMA) pada akhir tahun 2023, mencatat ada beberapa tantangan bagi dokter masa depan, di antaranya masalah burn out pada dokter, ketidakpercayaan pasien pada dokter, penyebaran informasi medis yang salah, dan kolaborasi antar profesi yang semakin membutuhkan perhatian. Ini menuntut kemampuan dokter baru untuk bisa responsif, adaptif, dan berani menerima tantangan”, pesan Dr. Isnatin.
Lebih lanjut, Dr. Isnatin menyampaikan dalam menghadapi perkembangan teknologi terutama Artificial Intelligence (AI) yang luar biasa, bahkan di dalam layanan kesehatan, agar dokter baru memperkuat sisi kemanusiaan (humanity). “Apakah ini berarti peran dokter akan tergantikan oleh AI? Tidak semudah itu. Karena ada satu sisi humanisme yang mungkin belum bisa digantikan oleh AI. Oleh karena itu, dokter baru harus memperkuat sisi itu, sisi kemanusiaan, sisi humanity, yang sampai kapanpun tidak bisa digantikan oleh mesin”, ujar Dr. Isnatin.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah DIY dr. Joko Murdiyanto, SpAn, MPH menyampaikan pesan kepada dokter baru untuk bersyukur, dekat dengan Allah, dan meningkatkan softskill. “Anda adalah orang yang cukup langka, menurut data Dirjen Dikti, anda termasuk 0,2% dari seluruh penduduk di Indonesia. Bapak Kedokteran Hippocrates pernah menyampaikan kepada kita semua, bahwa Ilmu Kedokteran adalah ilmu yang paling mulia, hanya orang-orang yang sanggup menjunjung tinggi dan kehormatan dirinya yang kelak menjadi dokter, maka bersyukurlah anda menjadi dokter. Tidak ada orang yang sukses, yang ada adalah orang yang disukseskan oleh Allah, maka dekatlah dengan Allah ditambah dengan softskill yang memadai”, pesan dr. Joko Murdiyanto.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa perkembangan zaman saat ini luar biasa, masyarakat sangat mudah menuntut, sehingga perlu meningkatkan softskill yang memadai. Apa itu, (1) Mampu berpikir secara logis dan kritis, (2) Hendaklah menjadi orang yang kreatif, (3) Harus mampu menjalin komunikasi, membangun komunikasi khususnya kepada pasien. Kasus sengketa medik diantaranya karena diawali dengan tidak baiknya komunikasi antara dokter dengan pasien. (4) Mampu mengelola waktu, mampu mengelola stress, dan hendaknya mampu menjalin hubungan yang baik dengan siapapun.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Riset UII, Prof. Dr. Jaka Nugraha, S.Si, M.Si dalam sambutannya menyampaikan selamat atas capaian FK UII dalam kelulusan Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD).
“Saya ucapkan selamat kepada dokter-dokter baru atas keberhasilannya pada proses pendidikan di FK UII. Menurut Kaprodi Profesi Dokter, kelulusan UKMPPD periode terakhir sebesar 98,7%, ini merupakan salah satu bukti keberhasilan, menunjukkan bukti bahwa proses pendidikan di UII khususnya pendidikan dokter, ini sudah berjalan dengan baik”, ujar Prof. Jaka Nugraha.
Prof. Jaka Nugraha berpesan kepada dokter baru agar tetap menjadi orang baik dan semakin kompeten, terlebih gelombang liberalisasi telah merambah di banyak bidang, termasuk bidang kesehatan. Dokter baru harus meningkatkan kemampuan managerial dan komunikasi, terus belajar sepanjang hayat, karena kesehatan masih menjadi permasalahan utama baik penyakit tidak menular maupun penyakit menular, masih merebak ditengah masyarakat.
“Ingat pepatah bahwa nahkoda yang hebat terbentuk setelah mengarungi ombak besar. Selalu tingkatkan kualitas pengabdian dengan selalu upgrade pengetahuan dan tetap menjaga nama keluarga dan UII, saudara adalah duta kemanusiaan UII, untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat”, pesan Prof. Jaka Nugraha mengakhiri sambutannya.
Foto bersama dokter baru dengan Wakil Rektor I UII, Dekan FK UII, IDI DIY, Dinkes DIY, dan sivitas akademika FK UII
Sementara itu, dr. Adinda Ditasari, dalam sambutannya mewakili dokter baru menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada pada guru, dokter pendidik di pendidikan pre klinik, klinik, dan rumah sakit pendidikan, serta pasien.
“Hari ini adalah hari istimewa, dan telah kita nanti-nantikan setelah perjuangan panjang menjalani pendidikan kedokteran. Hari ini adalah manivestasi dari apa yang telah kita perjuangkan selama 6 tahun atau lebih dari itu. Gelar dokter yang kami raih, sungguh bukan kerja singkat, ini merupakan perjuangan panjang dari kami serta jasa dan doa dari orang-orang disekitar kami. Maka izinkan kami menyampaikan ribuan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang berperan besar dalam terwujudnya mimpi kami”, ungkap dr. Adinda dalam sambutannya. (Jo)