Kematian mendadak Capai 50-100 Persen Per 100.000 Populasi
Caption : dr. Sani Rahman Soleman, M.Sc Dosen FK UII paling kanan saat memandu acara seminar ilmiah nasional dan workshop tentang Kegawatan Kardiovaskuler (Poto : Wibowo/Istimewa).
Kaliurang (UII News) – Kedokteran selenggarakan seminar ilmiah nasional dan workshop dengan muatan review pengetahuan dasar meliputi penyebab, mekanisme, diagnosis, dan terapi terkini mengenai kondisi yang berkaitan dengan kasus kegawatdaruratan kardiologi dalam praktek sehari-hari.
Kematian mendadak paling sering diakibatkan karena penyakit jantung iskemik. Prevalensi kematian mendadak dari beberapa survey di Amerika, China, Irlendia, dan Belanda menunjukkan bahwa angka kejadian ini berkisar antara 50-100 persen per 100.000 populasi. Angka kematian mendadak juga meningkat sebesar 50% dikarenakan penyakit kardiovaskuler. Sayangnya, mayoritas penduduk yang terkena serangan jantung mendadak tidak terdapat tanda-tanda yang bisa diantisipasi. Hanya 8% dari pasien yang terkena serangan penyakit jantung yang mampu bertahan dan 90% pasien sisanya meninggal di jalan sebelum mereka sampai di rumah sakit.
Hal tersebut disampaikan oleh M. Zaky Hardianto, S.Ked, selaku Ketua Panitia Seminar Ilmiah Nasional tentang Kegawatdaruratan Kardiologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia, yang diselenggarakan pada hari Ahad, 12 Syawal 1440 H / 16 Juni 2019 bertempat di Eastparc Hotel, Yogyakarta dengan jumlah perserta 500 orang.
Lebih lanjut Zaki menjelaskan bahwa tujuan dari seminar ini adalah memberikan perkembangan terkini seputar isu-isu dan kejadian-kejadian kegawatdaruratan kardiologi sehari-hari di pelayanan medis.
“Selain itu, seminar ini bertujuan untuk memberikan wawasan baru tentang perawatan dan tindakan pada pasien yang gawat daruratkhususnya tentang kardiologi dalam rangka meningkatkan kualitas hidup pasien”, kata Zaki.
Diakhir pejelasannya kepada UII News, Zaki berharap dengan terselenggarakannya seluruh rangkaian kegiatan seminar ilmiah“Integrated Seminar and Workshop Emergency In Cardiology” Continuing Medical Education(CME) 2019 maka Fakultas Kedokteran UII namnaya bisa lebih baik, dan berkualitas. Wibowo
Caption : dr. M Yusuf Hisyam, Sp.An saat melatih peserta dalam Workhisp Kegawatdaruratan Kariovaskuler. (Poto : Wibowo/istimewa).