Kedokteran Berkomitmen Mencetak Dokter yang Kompeten
Foto Wibowo : Rektor UII, Dekan FK UII berfoto bersama dengan para Direktur Rumah Sakit, dosen pendidikan klinik Mitra Pendidikan FK
Kedokteran (UII News) – Pendidikan kedokteran di Indonesia diselenggarakan bertujuan untuk mendukung sistem kesehatan dengan menghasilkan lulusan dokter yang kompeten. Dengan diterapkannya berbagai regulasi dengan aturan dan perundangan yang terkait kesehatan di Indonesia, sudah seharusnya institusi kedokteran memperhatikan perubahan tersebut untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan yang bersinergi dengan sistem kesehatan yang diterapkan dan menghasilkan dokter kompeten yang dapat memberikan pelayanan paripurna pada masyarakat.
Hal tersebut disampaikan oleh Dekan FK UII, dr. Linda Rosita, M.Kes, Sp.PK saat memberikan sambutannya dalam acara Workshop Evaluasi Pendidikan Klinik, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia yang diselenggarakan pada hari Sabtu-Ahad, 5-6 Desember 2015 / 22-23 Shafar 1437 H bertempat di The Alana Yogyakarta Hotel, Jalan Palagan Tentara Pelajar, Sleman, Yogyakarta.
Menurut dokter Linda, Kurikulum pendidikan dokter mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan ilmu kedokteran dan teknologi serta berorientasi pada kebutuhan masyarakat. Beberapa perkembangan dan regulasi kebijakan yang mengatur pendidikan dokter di Indonesia menuntut institusi pendidikan dokter selalu dapat mengikuti perkembangan yang ada untuk menjaga kualitas. Penerapan standar kualitas lulusan pendidikan dokter dengan uji kompetensi nasional dan penyiapan dokter sebagai dokter layanan primer menjadi acuan lulusan sebuah institusi pencetak dokter. Peningkatan kualitas ini mengharuskan institusi pendidik dokter untuk melakukan evaluasi dalam proses pembelajaran dan mengevaluasi output yang dihasilkan.
“Dalam penyelenggaraan pendidikan dokter di tahap pendidikan klinik, Fakultas Kedokteran UII bekerja sama dengan beberapa rumah sakit dalam melakukan proses pembelajaran. Keberadaaan rumah sakit pendidikan tidak bisa dipisahkan, dan bahkan sangat mempengaruhi kualitas pendidikan dokter, karena di sanalah terjadi proses yang intensif pembelajaran ilmu kedokteran, keterampilan klinis, penelitian, penguasaan teknologi kedokteran, serta berperan besar dalam mencetak karakter seorang dokter. Untuk itu diperlukan persamaan persepsi dalam melakukan metode pembelajaran dan assessment,” jelas dokter Linda.
Ditambahkan oleh dokter Spesalis Patologi Klinik ini bahwa berdasarkan evaluasi terdapat beberapa permasalahan baik teknis maupun akademis yang muncul dalam pelaksanaan KBK 2011 di RS pendidikan. Permasalahan yang dijumpai adalah keberagaman atau masih bervariasinya implementasi proses pembelajaran di tahap klinik di RS yang berbeda, yang menyebabkan output yang dihasilkan juga beragam. Permasalahan lain adalah belum ada kesepahaman antar pembimbing klinik dalam menerapkan KBK 2011 ini, belum sepaham tentang alat monitoring pencapaian kompetensi serta beberapa kendala teknis. Hal ini dapat mempengaruhi penjaminan mutu lulusan yang dihasilkan.
“ Dikarenakan permasalahan tersebut, maka FK UII memandang sangat perlu untuk mengadakan workshop tahap pendidikan klinik FK UII dengan mengundang perwakilan dari semua rumah sakit pendidikan FK UII. Diharapkan dalam workshop ini terjadi diskusi dan interaksi antar pembimbing klinik dari berbagai rumah sakit, sehingga muncul kesepahaman akan proses pembelajaran yang efektif dan assessment yang lebih objektif, sehingga dapat menjamin pencapaian kompetensi dokter muda FK UII sesuai Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI). Disamping itu, diharapkan munculnya semangat dan motivasi, untuk menjalankan tugas pembimbingan dengan lebih baik, sebagai salah satu amanah profesi untuk pendidikan generasi penerus dokter Indonesia, “ demikian sambutan dokter Linda selaku Dekan FK UII.
Sementara itu, Rektor Universitas Islam Indonesia, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc merespon kegiatan yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran UII ini, dan mendukung proses pembelajaran di Kedokteran UII yang berkomitmen menelurkan dokter yang kompeten.
“Indonesia sangat membutuhkan banyak dokter, namun demikian tidak saja banyak, melainkan kompeten dibidangnya, dan hal ini tercermin dari sikap Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia yang mencetak karakter ke Islaman yang ada, sehingga menjadi pembeda dari Fakultas Kedokteran yang ada di Indonesia, demikian sambutannya dalam acara tersebut. Wibowo/Tri