Jadikan Kecap dan Tempe sebagai Bahan Presentasi Ilmiah, Mahasiswa FK UII dapat Penghargaan Nasional
Foto Wibowo / Istimewa : Para Delegasi FK UII yang mendapatkan penghargaan dalam acara Medical Competition.
Kaliurang (UII News) – Alhamdulillahirabbil ‘Alamiin tim FKUII berhasil meraih dua penghargaan dalam kompetisi Medical competition(MedsCo) tingkat nasional yang diadakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta yang diselenggarakan pada Senin, 16 November 2015 / 04 Shafar 1436 H yang lalu.
Ungkapan itu disampaikan oleh delegasi mahasiswa FK UII pada awal Januari 2016 setelah menerima dan memperoleh penghargaan sebagai juara I Essay Ilmiah yang terdiri dari Mohamad Rahman Suhendri dan Brian Surya Saputra dan juara II Poster Ilmiah oleh tim Helmi Zunan Tanuwijaya dan Teguh Priambodo yang telah dilalui pada
Dijelaskan oleh Rahman sebagai salah satu delegasi mengatakan bahwa tema yang diperlombakan dalam acara MedsCo tersebut adalah Good Nutrition for Better Generation.
“Dari tema tersebut maka karya tulis yang kami buat adalah “Tempe sebagai Solusi Cukupi Kebutuhan Ibu Hamil dan Cegah Malnutrition Energy Protein pada Neonatus,” kata Rahman
Dari tim mahasiswa FK UII tersebut menilai bahwa angka kecukupan protein ibu hamil masih kurang terutama bagi keluarga dari kalangan tidak mampu, padahal protein adalah zat yang sangat dibutuhkan bagi tubuh untuk pembangunan struktur tubuh terutama saat kehamilan.
Dijelaskan oleh Tim Pertama yang diketuai oleh Rahman memaparkan bahwa dengan mengonsumsi tempe ibu hamil dapat memenuhi kebutuhan protein per hari dengan harga yang murah, mencegah defisiensi protein bagi janin, dan meningkatkan produktifitas ekonomi Indonesia terutama bagi pengrajin tempe.
Sedangkan judul yang diambil oleh tim kedua yang diketuai oleh Helmi adalah “ Pemanfaatan KECUMI(Kecap tinta cumi) yang Kaya Protein untuk Mencegah Penyakit Kurang Energi Protein Pada Anak-anak”.
Mereka menemukan bahwa protein yang terkandung pada tinta cumi memiliki dua kelebihan yaitu protein yang lebih tinggi dari pada kecap kedelai dan harga yang lebih murah, karena tinta cumi merupakan limbah yang biasanya tidak digunakan.
“Pembuatan karya yang kami lakukan melalui proses yang panjang dan menemui banyak rintangan, namun kami optimis dapat menembus jajaran tiga besar. Alhamdulillah 16 November 2015 Allah menjawab do’a dan usaha kami, apa yang kami dapatkan ini datangnya dari Allah sebagai ujian bagi kami, apakah kami menjadi orang yang bersyukur ataukah orang yang kufur, semoga pencapaian ini bukanlah akhir, namun awal bagi kesuksesan selanjutnya, semoga Allah melindungi kami dari ujub dan sombong” tutur Rahman. Wibowo/Tri