Indonesia Rawan Bencana, FK UII Perkuat Kesiapan Dokter Hadapi Kegawatdaruratan Trauma

KALIURANG (8/12) – Merespons tingginya risiko kegawatdaruratan medis akibat bencana alam dan kecelakaan lalu lintas di Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) menyelenggarakan simposium dan workshop secara hybrid bertajuk “Trauma Update: Surgery, Nerve, & Anesthesia” pada Sabtu-Ahad, 6-7 Desember 2025. Acara yang secara luring bertempat di Auditorium FK UII ini menghadirkan kolaborasi lintas disiplin ilmu mulai dari bedah, saraf, hingga anestesi guna memperbarui kompetensi klinis para dokter dalam menangani kasus trauma, mulai dari penatalaksanaan konservatif hingga operatif.

Dalam sambutannya, Kaprodi Profesi Dokter FK UII, dr. Ana Fauziyati, M.Sc, Sp.PD, yang mewakili pimpinan fakultas, menekankan urgensi kegiatan ini mengingat posisi geografis Indonesia yang rawan bencana. “Kita berada di jajaran gunung api dan lempeng tektonik yang memiliki riwayat bencana besar seperti gempa Yogyakarta dan tsunami Aceh. Ditambah dengan tingginya angka kecelakaan lalu lintas harian, kompetensi dokter dalam pertolongan pertama pada kasus trauma menjadi sangat krusial,” ujarnya. Ia berharap forum ini dapat meningkatkan kewaspadaan dan kemampuan teknis tenaga medis demi keselamatan masyarakat luas.

Simposium ini mengupas tuntas berbagai aspek vital trauma dengan materi yang mendalam. Para pakar membahas topik-topik kritis seperti “The Deadly Dozen” pada trauma toraks yang dipaparkan oleh dr. Taufik Nur Yahya, Sp.BTKV, serta manajemen terkini trauma abdomen dan penggunaan USG FAST untuk deteksi perdarahan internal oleh dr. Heri Setyanto, Sp.B. Selain itu, pembahasan mengenai Traumatic Brain Injury (cedera otak) dan trauma ortopedi pada ekstremitas juga menjadi sorotan utama untuk memastikan para dokter mampu melakukan stabilisasi pasien secara cepat dan tepat di instalasi gawat darurat.

dr. Gita Diah Prasasti, Sp.N saat menyampaikan materi secara luring

Satu aspek menarik yang diangkat dalam simposium ini adalah manajemen nyeri pasca-trauma. dr. Gita Diah Prasasti, Sp.N, melalui materinya “Beyond the Injury“, menyoroti pentingnya strategi penanganan nyeri akut yang agresif dan tepat guna mencegah transisi menjadi nyeri kronis. Pendekatan multimodal dan multidisiplin ditekankan sebagai kunci keberhasilan, mengingat nyeri yang tidak tertangani dengan baik dapat menghambat pemulihan dan menurunkan kualitas hidup pasien dalam jangka panjang.

Rangkaian acara disempurnakan dengan sesi workshop praktis (hands-on) pada hari kedua. Peserta dilatih secara langsung mengenai teknik splinting dan casting untuk fraktur, prosedur pemasangan WSD (Water Sealed Drainage) untuk kasus trauma dada, serta penggunaan panduan USG untuk anestesi blok saraf perifer. Melalui kombinasi teori terkini dan pelatihan keterampilan klinis ini, FK UII berkomitmen mencetak tenaga medis yang sigap dan kompeten dalam menghadapi tantangan penanganan trauma yang dinamis di lapangan.

Foto bersama peserta workshop. (Jo)