Hiperlipidemia Bisa Dicegah dengan Buah Kepel
Caption : oleh Alfian Novanda Yosanto, bersama Rozynesti Odelia Arissaputri dan Naufal Arif saat di Laboratorium Terpadu FK UII guna menguji penelitianya. (Poto : Wibowo).
Kaliurang (UII News) – Hiperlipidemia merupakan kondisi seseorang yang dalam darahnya mengandung lemak (kolesterol dan trigliserida) dalam kadar yang tinggi. Saat ini kondisi di masyarakat banyak yang mengonsumsi makanan yang tidak sehat dan kurang beraktivitas fisik. Data dari WHO menyebutkan hiperlipidemia menyebabkan 2,6 juta kematian dan 29,7 juta disabilitas di dunia. Hiperlipidemia juga menjadi salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskuler seperti jantung koroner, stroke dan lain-lain.
Hal tersebut di ungkapkan oleh Tim peneliti mahasiswa Fakultas Kedokteran UII yang diketuai oleh Alfian Novanda Yosanto, bersama Rozynesti Odelia Arissaputri dan Naufal Arif melalui Program Kreativitas Mahasiswa Kemenristek Dikti (PKM) dengan mengembangkan minuman Si Kepel sebagai salah satu solusi pencegah hyperlipidemia, pada hari Kamis, 16 Syawal 1440H/20 Juni 2019 di Ruang Dekanat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia, Jalan Kaliurang Km.14,5 Sleman Yogyakarta.
Menurut ketua peneliti Alfian, meyatakan bahwa penelitian ini dilatar belakangi pada keprihatinan atas kondisi permasalahan kesehatan masyarakat yaitu penyakit kardiovaskuler yang semakin meningkat dan menjadi penyebab nomor satu kematian di Indonesia. Disamping itu, obat-obatan penurun lemak darah selain mahal, juga memiliki beberapa efek samping.
“Indonesia dengan kekayaan dan keanekaragaman hayati memiliki potensi yang besar dalam penanganan masalah tersebut. Salah satunya adalah buah Kepel yang banyak didapati di Yogyakarta dan belum dimanfaatkan dengan baik. Buah Kepel mengandung antioksidan yang memiliki potensi dalam terapi hyperlipidemia”, kata Alfian.
Lebih lanjut Alfian menjelaskan bahwa minuman Si Kepel merupakan singkatan dari Sinbiotik dan buah Kepel. Si Kepel mengandung prebiotic, probiotik yaitu Lactobacillus casei, Lactobascillus plantarum dan buah Kepel (Stelechocarpus burahol).
“Melalui percobaan pada tikus (Rattus norvegiccus) yang diberikan diet tinggi lemak, formulasi Si Kepel terbukti secara signifikan mencegah kejadian hiperlipidemia. Pada kelompok tikus yang diberikan diet tinggi lemak dan Si Kepel memiliki kadar trigliserida, LDL dan total kolesterol yang lebih rendah dibanding kelompok tikus yang tidak diberikan Si Kepel”, tambahnya.
Sementara itu selaku dosen pembimbing dokter Nur Aisyah Jamil, M.Sc yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Keagamaan FK UII , menyambut baik temuan mahasiswa FK UII tersebut. Beliau mengatakan di masa yang akan datang diperlukan studi lebih lanjut untuk melihat efektivitas Si Kepel pada manusia, sehingga kemanfaatnnya dapat dirasakan masyarakat lebih luas, demikian ungkapanya. Wibowo