Haji Ramah Lansia dan Kesehatan Haji
(Catatan Kunjungan ke Bidang Penyelenggara Haji dan Umroh Kanwil Kemenag DIY)
Kaliurang (17/3)-Sebagaimana kita ketahui, antrian haji di Yogyakarta saat ini telah mencapai 34 tahun. Bila seorang anak usia 12 tahun didaftarkan haji tahun ini, insyaAllah saat berusia 46 tahun baru bisa berangkat haji, bila tak ada aral melintang. Semakin lama waktu tunggu haji membuat usia keberangkatan jamaah haji Indonesia semakin tua. Pada tahun 2023 ini ibadah haji telah diselenggarakan penuh, pasca pandemi Covid-19. Kuota jamaah haji Indonesia tahun 2023 ini adalah 221.000 orang, terdiri atas 202.320 kuota haji reguler dan 17.680 kuota haji khusus. Pada tahun ini Kementerian Agama (Kemenag) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencanangkan “Haji Ramah Lansia” sebagai tema kegiatan penyelenggaran haji tahun 2023. Hal ini dilakukan karena 1 dari 3 jamaah haji Indonesia yang berangkat tahun ini adalah lansia.
Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib bagi kaum muslimin yang mampu berhaji. Indonesia setiap tahun mengirimkan jamaah haji sejumlah 220.000 lebih ke tanah suci. Berbagai permasalahan kesehatan menjadi tantangan penyelenggaraan ibadah haji, karena biasanya pada lansia indeks kebugaran fisik akan menurun dibandingkan usia dewasa. Oleh karenanya Kemenag DIY menyambut baik maksud dari Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) yang mengangkat kesehatan haji sebagai unggulan atau local genius dari kurikulumnya. H. Aidi Johansyah, S.Ag., MM selaku Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag DIY menyampaikan hal ini pada saat menerima kunjungan Dekan FK UII, Dr. dr. Isnatin Miladiyah, M.Kes. beserta jajarannya di Aula Muzdalifah, Asrama Haji Yogyakarta, hari Kamis tanggal 16 Maret 2023.
Dekan FK UII menjelaskan bahwa kurikulum kesehatan haji merupakan kearifan lokal yang menjadi unggulan di FK UII. Oleh karenanya FK UII menjalin kerjasama dengan Kemenag, Dinas Kesehatan, Pusat Kesehatan Haji Kemenkes RI, serta Kelompok Bimbingan Ibadah Haji di DIY untuk menyelenggarakan kegiatan belajar terkait kesehatan haji serta penelitian dan pengabdian masyarakat. Ke depan juga akan dilakukan kerjasama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan DIY dan Jateng.
Foto bersama Dekan FK UII beserta jajarannya dengan Kabid penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag DIY
dr. Erlina Marfianti, M.Sc., Sp.PD selaku Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FK UII menyampaikan harapannya agar kerjasama dengan Kanwil Kemenag DIY ini dapat diwujudkan dalam pelaksanaan 4 catur dharma bagi FK UII, meliputi pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, dan dakwah.
Semoga kerjasama ini akan berbuah manis, membekali calon dokter FK UII agar bisa memahami seluk beluk penjagaan kesehatan calon jamaah haji baik dalam masa tunggu, sebelum pemberangkatan, selama perjalanan dan penyelenggaraan ibadah haji hingga kepulangan, dan setelahnya di tanah air. Lulusan dokter FK UII ke depan diharapkan bisa berperan aktif sebagai tenaga kesehatan haji yang juga memahami isu-isu kesehatan global.
Apa yang bisa kita lakukan agar kesehatan calon jamaah haji tetap optimal selama masa tunggu dan tetap isthitho’ah sampai saat keberangkatannya? Tentu hal ini sangat menarik karena kedokteran promotif dan preventif menjadi prioritas dalam hal ini. Namun tidak kalah menarik juga menjawab pertanyaan: Bagaimana cara memperpendek masa tunggu haji di Indonesia? Semoga segera ditemukan solusinya. (AF/Jo)