FK UII Turut Berkontribusi dalam Menurunkan Angka Sakit, Kecacatan, dan Kematian pada Anak

Penyampaian materi seminar SWIM 2022

Sleman (4/12)  Imunisasi merupakan salah satu program pemerintah Republik Indonesia (RI) yang memiliki tujuan untuk menurunkan angka sakit, kecacatan, dan kematian pada bayi akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi diberikan ke masyarakat melalui tenaga medis, namun muncul problematika yang cukup komplek dimulai dari kesediaan tempat klinik atau praktek tenaga medis serta sumber daya tenaga medis yang belum merata. 

Dokter umum/tenaga kesehatan sebagai garda terdepan dalam pelayanan primer di Indonesia dituntut untuk dapat memberikan imunisasi, dengan demikian perlunya peningkatan pengetahuan dan kemampuan dokter/tenaga kesehatan dalam pemberian vaksin imunisasi pada masyarakat. 

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) tergerak untuk turut berkontribusi secara aktif mengatasi fenomena tersebut dengan menyelenggarakan Simposium dan Workshop Imunisasi (SWIM) 2022 dengan tema “Immunization Protects Us All” yang dilaksanakan pada 3-4 Desember 2022 secara hybrid (luring dan daring) pada hari pertama dan dilanjutkan secara luring pada hari kedua, di Hotel Grand Keisha, Yogyakarta. 

Seminar dan workshop imunisasi diikuti oleh dokter umum, dokter muda dan tenaga medis, dengan total 64 peserta hadir dalam kegiatan ini.

dr. Erlina Marfianti, M.Sc, Sp.PD saat memberikan sambutan

Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FK UII dr. Erlina Marfianti, M.Sc, Sp.PD, dalam sambutannya menyampaikan bahwa SWIM merupakan salah satu agenda tahunan di FK UII yang diselenggarakan oleh Departemen Ilmu Kesehatan Anak. 

“Kegiatan ini merupakan tanggung jawab FK UII untuk berperan serta dalam menjaga kesehatan terutama kesehatan anak-anak. Imunisasi, ilmunya selalu berkembang dan ada problem-problem yang ada di masyarakat”, ujar dr. Erlina dalam sambutannya.

Erlina menambahkan bahwa saat pandemi banyak yang takut untuk ke wahana kesehatan untuk melakukan imunisasi ataupun juga karena pemikiran bahwa imunisasi ini adalah konspirasi dan mungkin ada yang kepercayaan atau berkeyakinan bertentangan dengan religinya. “Pada kegiatan ini bapak/ibu dokter dan para peserta dibekali materi tidak dalam konteks tentang imunisasi namun juga dibekali dengan materi imunisasi dalam perspektif Islam. Kemudian di hari kedua nanti ada workshop imunisasi sehingga kami harapkan nanti dapat mengambil manfaatnya dari materi yang diberikan”, pungkas dr. Erlina mengakhiri sambutannya.

Pemaparan materi oleh Dr. dr. Ida Safitri Laksanawati, Sp.A(K)

SWIM 2022 dilanjutkan dengan pemaparan materi sesi 1 disampaikan oleh Dr. dr. Ida Safitri Laksanawati, Sp.A (K) dengan topik “Penyakit infeksi dan imunisasi”, dan materi tentang “Apa dan Mengapa Imunisasi?” disampaikan oleh dr. Braghmandita Widya Indraswari, M.Sc, Sp.A, dan selanjutnya materi tentang “Jadwal Imunisasi Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia” dipaparkan oleh Prof. Dr. dr. Harsono Salimo, Sp.A (K), dan materi tentang “Kapan Boleh Vaksin” dibawakan oleh Dr. Ade Febrina Lestari M.Sc.,Sp.A (K). 

Pada seminar sesi 2 disampaikan oleh Dr. dr. Tunjung Wibowo, M.PH., M.Kes., Sp.A (K) menjelaskan tentang “Kebijakan Vaksin COVID-19 pada Anak dan Vaksin PCV”, dan materi tentang “Kewaspadaan Pasca Pandemi” disampaikan oleh dr. Eggi Arguni, M.Sc, Ph.D, Sp.A (K), dan materi terakhir dibawakan oleh dr. Agus Taufiqurrahman, M.Kes., Sp.S menjelaskan materi tentang “lmunisasi dalam Perspektif Islam”.

Pada hari kedua kegiatan dibuka dengan seminar dengan tema materi  “Prosedur, Pemberian dan Persiapan Imunisasi” disampaikan oleh dr. Raden Rara Dewi Sitoresmi Ayuningtyas, Sp.A, dan materi “Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi/Vaccine Safety” dibawakan oleh dr. Tien Budi Febriani, M.Sc., Sp.A, dan materi terakhir disampaikan oleh dr. Nurcholid Umam Kurniawan, M.Sc., Sp.A dengan tema materi “Langkah-langkah Membuka Pelayanan Imunisasi”.

Penyampaian workshop oleh dr. M. Bherbudi Wicaksono, Sp.A

Selanjutnya pada sesi workshop penyampaian materi dilakukan secara klasikal dan bersamaan, dengan membagi peserta menjadi empat kelompok, kemudian secara bergiliran berpindah ke materi selanjutnya setelah waktunya usai. (Ra)