FK UII Adakan Janji Dokter Muda, Komkordik: Teknologi AI Tidak Dapat Menggantikan Peran Dokter

Sebelum menempuh pendidikan klinik pada program studi pendidikan dokter para peserta didik memerlukan prosesi pengucapan Janji Dokter Muda. Program Studi Profesi Dokter FK UII menyelenggarakan acara tersebut yang dihadiri oleh 29 peserta pada Kamis, 6 April 2023 bertepatan pada tanggal 15 Ramadhan 1444H di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito Lantai 1. Dalam acara tersebut, setiap peserta janji dokter muda juga diwajibkan untuk membacakan Janji Dokter Muda yang berisi janji untuk selalu mengutamakan kepentingan pasien, menjaga kerahasiaan informasi pasien dan dilanjutkan penandatanganan Naskah Janji Dokter Muda.

Turut hadir ketua Komkordik, dr. Tjahjo Winantyo, Sp.B., M.M.Kes. Dalam sambutannya dr. Tjahjo mengemukakan bahwa pada era teknologi sekarang ini dokter masih belum dapat digantikan. “Meski sekarang ini sudah ada teknologi AI seperti ChatGPT dapat membantu memberikan informasi dan saran, namun tetap tidak dapat menggantikan peran dokter yang memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan pasien secara langsung “, ungkap dr. Tjahjo. Oleh karena itu, para dokter muda harus siap belajar dengan tekun dan mengembangkan kemampuan serta keterampilan mereka agar dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat.

Dalam kesempatan tersebut, turut memberikan sambutan Dekan FK UII, Dr. dr. Isnatin Miladiyah, M.Kes mengajak para koas untuk dapat mandiri dan dapat bekerjasama antar teman dalam menempuh Pendidikan Klinik di Rumah Sakit. Selain itu, Dr. Isnatin berpesan agar selalu berdoa sebelum memulai proses belajar. “Pesan saya agar dokter muda selalu berdoa sebelum melakukan aktifitas belajarnya baik itu teori maupun saat praktik di rumah sakit agar ilmu yang didapatkan mudah diingat”, pesan Dr. Isnatin.

Wakil Rektor UII, Prof. Dr. Jaka Nugraha, S.Si., M.Si juga memberikan sambutan dan menyampaikan rasa bangganya atas dilaksanakannya acara Janji Dokter Muda tersebut. Beliau menyebut bahwa sebagai seorang dokter, seseorang harus memiliki empati dan rasa tanggung jawab yang besar terhadap pasien yang dipercayakan padanya.

“Menjadi dokter itu bukan hanya sekadar profesi, tapi juga menjadi panggilan jiwa. Seorang dokter harus memiliki empati, tulus dalam memberikan pelayanan, dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien. Oleh karena itu, saya harapkan para dokter muda yang akan menjalani koas di rumah sakit ini dapat memperoleh pengalaman yang berharga dan mampu meningkatkan kualitas diri untuk menjadi dokter yang berkualitas,” ujar Wakil Rektor.

Terakhir acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh dr. Syaefudin Ali Akhmad, M.Sc. Dalam acara seremonial ini, seluruh peserta diwajibkan untuk mengucapkan janji dokter muda sebagai simbol komitmen mereka dalam menjalani proses pendidikan klinik. Janji tersebut berisi tentang tekad untuk memperdalam ilmu kedokteran, memperhatikan etika dan moralitas dalam praktik kedokteran, serta memberikan pelayanan terbaik bagi pasien. (Tri)