Fakultas Kedokteran UII Gelar Pelatihan Kader Pendamping ODGJ se-DIY
Kaliurang (24/5) — Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) menggelar kegiatan Pelatihan Kader Pendamping Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat dalam upaya penguatan sistem layanan kesehatan jiwa berbasis komunitas di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Pelatihan ini mengusung tema: ““Kader Tangguh, Masyarakat Peduli: Bersama Wujudkan Kesehatan Jiwa yang Inklusif””. Materi pelatihan disampaikan oleh para ahli di bidang kesehatan jiwa, termasuk dr. Ade Wahdini, SpKJ, dr. Baiq Rohaslia, SpKJ, dan Dr. dr. Sunarto, M.Kes selaku Ketua Panitia.
Topik yang dibahas meliputi pengenalan gangguan jiwa, keterampilan komunikasi efektif, peran kader dalam deteksi dini, serta pemberdayaan sosial dan regulasi terkait ODGJ. Sesi diskusi bersama juga melibatkan Bupati Sleman, Kepala DP3AP2, dan pemangku kepentingan lainnya sebagai bentuk dialog terbuka untuk merumuskan pendekatan berbasis komunitas yang lebih efektif.
Bertempat di Ruang Audio-Visual Fakultas Hukum UII, Jalan Kaliurang Km 14.5, pelatihan ini diikuti oleh 55 kader terpilih dari berbagai kabupaten dan kota di DIY. Para peserta merupakan kader masyarakat yang memiliki kepedulian serta keterlibatan aktif dalam kegiatan kesehatan, khususnya di bidang kesehatan jiwa.
Hal tersebut disampaikan oleh Dr.dr. Sunarto, M.Kes, selaku ketua panitia pelatihan pada hari Sabtu, 24 Mei 2025/26 Dzulqoidah 1446 H pada saat acara berlangsung.
Rektor UII dan Dekan FK UII saat foto bersama peserta pelatihan
Menurut dr. Narto, bahwa acara ini dibuka secara resmi dan dihadiri oleh Bupati Sleman, Rektor Universitas Islam Indonesia, serta perwakilan dari instansi terkait seperti Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan DP3AP2 DIY. Sambutan pembuka disampaikan oleh Dekan FK UII, Kepala Dinas Sosial, Kepala DP3AP2, dan Rektor UII, yang menekankan pentingnya sinergi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat dalam mendukung pemulihan ODGJ.
Lebih lanjut dijelaskan tujuan acara tersebut diantaranya adalah untuk meningkatkan pemahaman kader tentang gangguan jiwa, jenis-jenisnya, dan cara menangani ODGJ, serta membekali kader dengan keterampilan komunikasi, pendampingan, dan deteksi dini gangguan jiwa dan mendorong keterlibatan kader dalam upaya rehabilitasi dan reintegrasi sosial ODGJ di masyarakat.
“Tujuan lain yaitu untuk mengurangi stigma terkait ODGJ melalui edukasi dan peningkatan kesadaran di tingkat komunitas.dan membangun sistem rujukan yang efektif antara kader, keluarga, dan layanan kesehatan jiwa,” demikian jelasnya.
Ditambahkan lagi bahwa untuk metode pelatihan berupa presentasi — Penyampaian materi oleh narasumber ahli dalam bidang kesehatan jiwa, kemudian diskusi interaktif — Diskusi kelompok untuk memperdalam pemahaman peserta, dilanjutkan dengan studi kasus dan simulasi — Simulasi kasus nyata yang dihadapi kader dalam menangani ODGJ, serta evaluasi -Uji pengetahuan dan keterampilan peserta melalui tes dan diskusi.
Misi lain dari pelatihan ini adalah upaya kolekterif melawan stigma serta membekali kader dengan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam mendampingi ODGJ secara empatik dan profesional, sekaligus menekan stigma negatif di masyarakat. Para kader diharapkan mampu menjadi jembatan antara ODGJ, keluarga, dan layanan kesehatan, serta berkontribusi dalam proses rehabilitasi dan reintegrasi sosial.
“FK UII melalui kegiatan ini mempertegas komitmennya dalam mendukung program pemerintah dan agenda Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam menjamin akses kesehatan jiwa yang inklusif dan berkelanjutan,” ungkap Dr. dr. Sunarto, M.Kes. (Wibowo)