Edukasi Deteksi Dini Autoimun, FK UII Gelar Webinar Nasional Hadirkan Dokter Penyintas Lupus

SLEMAN (15/12) – Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) kembali menunjukkan komitmennya dalam pengabdian masyarakat dengan menyelenggarakan Webinar Nasional bertajuk “Lupus (Systemic Lupus Erythematosus): Deteksi Dini, Pengobatan, dan Kisah Inspiratif Penyintas”. Acara yang digelar secara daring melalui Zoom Meeting dan YouTube pada Ahad, 14 Desember 2025 ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai penyakit seribu wajah ini. Forum ilmiah ini menghadirkan pakar penyakit dalam serta seorang dokter alumni FK UII yang juga merupakan penyintas Lupus untuk berbagi wawasan medis dan pengalaman empiris.

Sesi pembuka diisi oleh dr. Ana Fauziyati, M.Sc, Sp.PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS UII dan dosen FK UII, yang memaparkan dasar-dasar pemahaman mengenai SLE. Dalam materinya, dr. Ana menjelaskan bahwa Lupus adalah penyakit autoimun kronis di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sendiri, yang dipengaruhi oleh faktor multifaktorial seperti genetik, lingkungan (paparan sinar UV), dan hormonal. Ia menekankan pentingnya mengenali gejala awal seperti ruam malar (ruam kupu-kupu di wajah), sariawan berulang, kerontokan rambut, hingga nyeri sendi guna mencegah komplikasi kerusakan organ vital seperti ginjal dan paru-paru.

Pembahasan berlanjut pada manajemen penyakit yang disampaikan oleh dr. Nurul Aini, M.Sc, Sp.PD, dosen FK UII dan  Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Ia menggarisbawahi bahwa penanganan Lupus harus dilakukan secara komprehensif, tidak hanya bergantung pada obat-obatan, tetapi juga modifikasi gaya hidup seperti menghindari paparan matahari berlebih, berhenti merokok, dan menjaga pola makan seimbang. Lebih lanjut, dr. Nurul juga menyoroti dampak psikologis yang kerap dialami pasien, seperti stres dan depresi akibat ketidakpastian penyakit, sehingga dukungan emosional dari keluarga dan lingkungan menjadi elemen terapi yang sangat krusial.

Sesi diskusi webinar nasional

Suasana webinar menjadi haru dan inspiratif saat sesi sharing bersama dr. Syafira Laila Nurulita, alumni FK UII yang juga seorang penyintas SLE. Mengangkat tema “Journey with SLE“, dr. Syafira menceritakan perjuangannya menghadapi penyakit yang sering disebut sebagai invisible illness atau sakit yang tak kasat mata ini sejak didiagnosis pada awal 2021. Ia berbagi kisah tentang tantangan fisik dan mental, mulai dari efek samping pengobatan hingga stigma “sakit tapi terlihat sehat” yang sering diterimanya, serta bagaimana penerimaan diri (acceptance) dan dukungan keluarga menjadi jangkar kekuatannya untuk bangkit.

Webinar ini ditutup dengan pesan kuat mengenai pentingnya empati dari masyarakat dan tenaga medis terhadap pejuang autoimun. dr. Syafira mengingatkan bahwa sakit yang tidak tampak bukan berarti tidak nyata, dan semangat pasien bisa menjadi kekuatan terbesar untuk mengalahkan Lupus. Melalui kegiatan ini, FK UII berharap dapat memberikan edukasi yang tepat sasaran sekaligus membangun harapan bagi para penyintas dan keluarga (caregiver) dalam menjalani kehidupan yang berkualitas meski berdampingan dengan Lupus. (Jo)