Dekan FK UII: Komitmen Kita Menguatkan Profesionalitas Seorang Dokter

Penyampaian materi workshop oleh dr. Tjahjo Winantyo, Sp.B, M.MKes (kiri) dan dr. Ana Fauziyati, M.Sc, Sp.PD (kanan)

Sleman (18/12)- Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) pada 16-17 Desember 2023, kembali melaksanakan Workshop Evaluasi Pendidikan Profesi secara luring di Loman Park Hotel, Yogyakarta.

Workshop dengan mengusung tema “Optimalisasi Peran DPK dalam Penguatan Karakter Profesional Dokter Muda yang Adaptif dan Resilien” ini diikuti oleh 168 Dosen Pembimbing Fakultas (DPF) dan Dosen Pembimbing Klinik (DPK) FK UII yang berasal dari rumah sakit pendidikan utama FK UII, RSUD dr. Soedono Madiun, dan rumah sakit satelit FK UII yaitu: RSUD dr. Soedirman Kebumen, RSUD Wonosari, RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, RSJ Ghrasia Yogyakarta, RS BHayangkara Yogyakarta, RSUD dr. Soeroto Ngawi, RSJD dr. RM Soedjarwadi Klaten, RSIY PDHI Yogyakarta, RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri, RS dr. Moewardi Surakarta, dan RS UII.

Dekan FK UII, Dr. dr. Isnatin Miladiyah, M.Kes, dalam sambutannya menyampaikan bahwa DPK mempunyai peran yang sangat strategis dalam melaksanakan proses penguatan karakter profesional seorang dokter. “Workshop ini merupakan wujud kolaborasi dan komitmen kita bersama, agar kita dapat senantiasa meningkatkan kualitas lulusan dokter dan juga bagaimana meningkatkan dan menguatkan profesionalitas mereka sebagai seorang dokter yang akan menjadi garda terdepan dalam pelayanan kesehatan di masyarakat”, ujar Dr. Isnatin.

Dekan FK UII, Dr. dr. Isnatin Miladiyah, M.Kes (kiri) dan Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik & Riset UII, Prof. Dr. Jaka Nugraha, S.Si, M.Si. (kanan) saat memberikan sambutan

Lebih lanjut Dr. Isnatin menambahkan bahwa profesionalisme dokter merupakan landasan utama dalam pelayanan kesehatan yang tidak hanya mencakup aspek medis dan teknis, namun juga karakter dan etika yang tinggi. Proses membentuk karakter profesional menjadi bagian yang sangat penting untuk memastikan lulusan yaitu sebagai dokter, menjadi praktisi kesehatan yang bertanggungjawab dan berdedikasi tinggi.

Sementara itu Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik & Riset UII, Prof. Dr. Jaka Nugraha, S.Si, M.Si. saat memberikan sambutan, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap “ringkih”nya resiliensi/ketahanan diri generasi milenial. “Tema yang diangkat ada dua kata kunci yaitu adaptif dan resilien. Bagi generasi milenial, dua kata ini menjadi sesuatu yang sangat penting. Untuk adaptif, anak-anak milenial sudah cukup familier dengan dunia IT (Information Technology, red), namun yang mengkhawatirkan saat ini yaitu terkait resiliensi. Beberapa hari lalu kita mendengar berita, mahasiswa di musim ujian lompat dari gedung tinggi, beberapa pekan sebelumnya juga banyak berita, dan di UII juga ada kasus yang berkaitan dengan “ringkih”nya generasi-generasi milenial saat ini”, ungkap Prof. Jaka Nugraha.

Terkait resilien, Prof. Jaka Nugraha mengungkapkan bahwa hal tersebut perlu dukungan bersama pengelola pendidikan termasuk dosen pembimbing klinis, agar tujuan menghasilkan lulusan dokter yang tangguh, kompetensi dokter muda yang terampil dan adaptif dapat tercapai. “Sebelum mengobati orang lain, dirinya sendiri juga harus sehat, baik secara fisik maupun mental”, pungkas Prof. Jaka Nugraha mengakhiri sambutannya.

Pemaparan materi workshop sesi 1 disampaikan oleh dr. Wika Hartanti, MIH yang membawakan materi tentang Pembentukan Karakter Professional Dokter Muda, dan dilanjutkan materi sesi 2 tentang Evaluasi Pembelajaran Profesi Dokter periode Agustus 2022-Agustus 2023 oleh dr. Ana Fauziyati, M.Sc, Sp.PD dan materi tentang How To Be A Good Clininal Perceptor oleh dr. Tjahjo Winantyo, Sp.B, M.MKes.

Pada sesi 3, workshop dilanjutkan pemaparan materi tentang Pengenalan SCT Sebagai Salah Satu Assessment di Pendidikan Klinik oleh dr. Yeny Dyah Cahyaningrum, M.Med.Ed. Sementara itu pada sesi terakhir, pemaparan materi sesi 4 disampaikan oleh dr. Sylvia Detri Elvira Sp.KJ (K) tentang Adaptasi dan Resiliensi Dokter Muda di Pendidikan Klinik.

Foto bersama peserta workshop. (Jo)