CEGAH CEMAS DENGAN DZIKIR DAN SHALAT

CEGAH CEMAS DENGAN DZIKIR DAN SHALAT

Dewasa ini banyak sekali kasus yang berkaitan dengan kesehatan mental, terutama gangguan kecemasan. Prevalensi gangguan cemas di Indonesia sebesar 3-8% dengan 6% diantaranya terjadi pada golongan usia anak dan remaja. Angka ini tidak berbeda jauh dengan prevalensi global.

Gangguan cemas disebabkan oleh banyak hal, salah satunya yang tersering adalah stressor. Hal tersebut membuat penderitanya menjadi khawatir berlebihan, memikirkan hal-hal menakutkan yang belum tentu terjadi, mudah terdistraksi, sulit fokus, dan bereaksi berlebihan terhadap sesuatu. Selain itu gangguan cemas juga dapat memunculkan gejala fisik seperti berdebar, berkeringat, mual, muntah, dan rasa seperti tercekik. Jika hal ini terjadi terus-menerus maka produktifitas penderita dapat terganggu.

Lalu bagaimana cara kita mencegah nya?

Mari cegah gangguan cemas dengan meditasi!

Meditasi dalam KBBI artinya adalah pemusatan pikiran dan perasaan untuk mencapai sesuatu. Meditasi adalah suatu teknik latihan untuk melatih perhatian, konsentrasi, meningkatkan taraf kesadaran sehingga dapat mengamati setiap perubahan dari dalam diri. Dalam aspek psikologis, meditasi memiliki banyak sekali efek baik, salah satunya adalah kecemasan yang menurun, peningkatan kontrol diri, harga diri, aktualisasi diri, empati, dan kepercayaan diri.

Lalu bagaimana cara kita melakukan meditasi?

Apakah harus mengikuti kelas-kelas yoga atau kelas-kelas meditasi yang berbayar?

Ternyata tidak perlu! Kita sebagai umat muslim sudah melakukan meditasi setiap harinya, apakah itu? Yaitu shalat dan dzikir. Shalat yang dilakukan dengan khusyuk terfokus pada interaksi hamba dengan Tuhannya. Hal tersebut sama dengan prinsip meditasi, yaitu pemusatan pikiran. Sholat itu sendiri berisi doa dan dzikir. Berdasarkan KBBI, dzikir berarti puji-pujian kepada Allah yang diucapkan secara berulang. Secara singkat, dzikir berarti mengingat Allah, hal ini tertuang dalam al-Qur’an surat an-Nisa ayat 103 yang artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu (kewajiban) yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”

Proses dzikir dan shalat membuat kita fokus pada satu titik, yaitu kegiatan mengingat Allah yang dilakukan secara berulang, sehingga mengurangi pemikiran-pemikiran berlebihan yang terjadi pada kondisi gangguan cemas. Dengan berdzikir dan shalat, kita mengingat Allah melalui hati, lisan, dan tindakan sehingga meningkatkan ketakwaan sekaligus membuat hati menjadi tentram.

Daftar Pustaka:

Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Elvira SD, Hadisukanto G. 2014. Gangguan Cemas Menyeluruh. Buku Ajar Psikiatri. Ed 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Aisytin Kamila. 2020. Psikoterapi Dzikir Dalam Menangani Kecemasan, Vol.4 No.1

Chand SP, Marwaha R. Anxiety. [Updated 2022 May 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470361/

Oleh: Kresna Wahyuditomo (21712141)