[:id]Mahasiswa Kedokteran Ikuti Indonesian International Medical Olympiad (IMO) 2016[:]
[:id]
Foto Wibowo/Istimewa : Delegator FK UII saat mengikuti Indonesian International Medical Olympiad (IMO) bersama delegasi dari Kedokteran Seluruh Indonesia.
Kaliurang (UII News) – Mahasiswa Kedokteran UII Ikuti Indonesian International Medical Olympiad (IMO) dengan enam cabang perlombaan ini terdiri atas 4 cabang nasional (Kardio-Respilogi, Digestif, Muskuloskeletal, dan Uro-Reproduksi) dan 2 cabang internasional (Infeksi Tropis dan Neuro-Psikiari).
Hal tersebut di ceritakan oleh Shafarina Maulia, (2014) FK UII, setelah mengikuti delegasi Indonesian International Medical Olympiad (IMO) berlangsung di Universitas Pelita Harapan (UPH), Karawaci, Tangerang, Jakarta pada hari Ahad, 15 Muharam 1437 H / 16 Oktober 2016.
Menurut Shafarina Maulia, kegiatan IMO yang berlangsung di gedung kedokteran UPH Karawaci ini bertujuan untuk mengenalkan serta menguji ilmu pengetahuan mahasiswa tentang seluk beluk tiap cabang/bidang kedokteran dan memacu seluruh mahasiswa Indonesia untuk semangat berkompetisi.
“Dalam babak ini, tidak hanya latihan menyelesaikan kasus dan soal saja, tetapi juga bagaimana praktik kita saat pratikum dengan peralatan yang tersedia di kampus harus menjadi lebih maksimal untuk dapat menang”, katanya.
Seluruh delegator FK UII mengikuti babak penyisihan kedua (Survival Stage) untuk dapat bertahan dan berkesempatan yang kedua kalinya untuk menembus semifinal. Usaha penuh yang dicurahkan setiap delegator pada survival stage ini ternyata belum dapat berhasil. Dengan demikian, para delegator masing-masing cabang dari FK UII belum berhasil dalam kompetisi IMO 2016 ini
“Kesan pertama yang terlintas di pikiran orang yang pertama kali mengikuti IMO, biasanya kompetisi yang serius dan atmosfer bertanding yang begitu kental. Dan di sini kita ingin meluruskan statement itu. Ada banyak makna bertanding dan berjuang dalam IMO. Bagi kampus dengan nama Islam seperti FK UII, hal ini merupakan suatu ladang dakwah untuk menunjukkan karakter baik seorang muslim. Bagi individu yang mengikuti kompetisi ini, hal ini sebagai langkah memperbaiki diri, sejauh mana kita sebagai calon dokter menguasai ilmu pengetahuan dan ujian untuk kita dalam mengolah hati supaya tidak sombong ketika menang dan tidak berputus asa ketika kalah” ungkap salah satu delegator.
Tanggapan dari para delegator lain, hal ini dapat menjadi batu loncatan untuk menuju kemenangan di IMO tahun selanjutnya. Dengan adanya pernyataan para delegator yang tahun ini berlomba, untuk lanjut mengikuti ajang IMO lagi di tahun 2017 nanti yang berlokasi di Universitas Sumatera Utara, dapat dipastikan para delegator akan semakin matang dalam IMO selanjutnya. Hal terpenting adalah bagaimana para delegator dapat mewariskan ilmu-ilmunya kepada penerus-penerus selanjutnya yang akan mengikuti IMO. Tetap semangat! Optima Est Victor. Wibowo[:]