Cegah Burnout dan Stres Kerja, Psikolog Bagikan Tips Kesehatan Mental di Lingkungan FK UII

KALIURANG (13/11) – Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) kembali menunjukkan komitmennya terhadap kesejahteraan sumber daya manusia dengan menggelar acara “Pelatihan Kesehatan Mental dan Peningkatan Kualitas Kinerja 2025”. Bertempat di Auditorium Lantai 1 FK UII pada Rabu, 12 November 2025, kegiatan ini secara khusus menyasar para Tenaga Kependidikan (Tendik). Mengusung tema “Kesehatan Mental dan Peningkatan Kualitas Kinerja Tenaga Kependidikan”, pelatihan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif di tengah dinamika tantangan perguruan tinggi.

Dalam sambutannya, Dekan FK UII, Dr. dr. Isnatin Miladiyah, M.Kes., menekankan pentingnya rasa syukur dalam bekerja. Ia mengajak seluruh tendik untuk memandang tugas dan tanggung jawab sebagai bentuk kepercayaan yang harus dijawab dengan kinerja terbaik. “Apa yang kita dapatkan, tugas apapun, pasti Allah sudah mengukur. Jangan sampai perasaan lelah membuat kita lupa bersyukur,” ujar Isnatin. Ia juga mengingatkan peserta untuk merefleksikan kondisi institusi pendidikan lain yang sedang menghadapi tantangan berat seperti penurunan jumlah mahasiswa dan pemotongan gaji, sehingga semangat bekerja di FK UII tetap terjaga.

Sesi materi utama diisi oleh M. Novvaliant Filsuf Tasaufi, S.Psi., M.Psi., Psikolog, yang mengupas tuntas pentingnya kesehatan mental untuk pelayanan paripurna. Novvaliant memaparkan bahwa gangguan kesehatan mental di tempat kerja sering kali dipicu oleh berbagai stressor, mulai dari beban kerja berlebih, tuntutan administrasi, hingga hubungan relasional antara atasan dan bawahan yang kurang harmonis. Menurutnya, kesehatan mental yang holistik bukan hanya soal ketiadaan penyakit, melainkan kemampuan individu untuk bekerja secara produktif, mengatasi stres sehari-hari, dan berkontribusi bagi komunitasnya sesuai definisi WHO.

Peserta diajak untuk mengenali tanda-tanda gangguan mental sejak dini, seperti perubahan suasana hati yang drastis, keinginan menarik diri dari lingkungan sosial, hingga munculnya keluhan fisik tanpa sebab medis yang jelas. Sebagai langkah preventif dan kuratif, pemateri menyarankan strategi manajemen emosi melalui metode Aware, Accept, Allow, dan Away. Selain penanganan mandiri melalui pola hidup sehat dan relaksasi, peserta juga didorong untuk tidak ragu mencari bantuan profesional seperti psikolog atau psikiater jika gejala psikologis mulai mengganggu fungsi sehari-hari.

Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum bagi seluruh tenaga kependidikan untuk melakukan evaluasi diri dan perbaikan mentalitas kerja. Dekan FK UII menutup dengan pesan bahwa setiap upaya baik yang dilakukan, sejatinya adalah kebaikan untuk diri sendiri yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT. Dengan mental yang sehat dan semangat syukur yang tinggi, FK UII optimis dapat terus meningkatkan kualitas layanan akademik serta menjadi institusi yang lebih maju dan berkembang di masa depan.

Foto bersama peserta pelatihan. (Jo)