IDI DIY, Dokter FK UII Selalu Berpegang Teguh pada Etika Kedokteran
Prosesi Pelantikan dan Sumpah Dokter oleh Dekan FK UII, Dr. dr. Isnatin Miladiyah, M.Kes
Kaliurang (19/10)- Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) kembali melaksanakan prosesi Pelantikan dan Sumpah Dokter Periode LVIII (58), Program Studi Profesi Dokter pada Rabu, 19 Oktober 2022, di Auditorium FK UII, Kampus Terpadu UII, yang di hadiri oleh Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII, Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset UII, Dinas Kesehatan DIY, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah DIY, Forum Silaturahmi Orang Tua/Wali Mahasiswa (FOSMA) FK UII, dan para orang tua dokter baru.
Menurut laporan yang disampaikan oleh dr. Ana Fauziyati, M.Sc, Sp.PD selaku Ketua Program Studi Profesi Dokter FK UII, dokter baru yang dilantik sebanyak 4 orang yang terdiri dari 3 laki-laki dan 1 perempuan, sehingga sejak berdiri (tahun 2001), FK UII telah meluluskan 2.103 dokter. Keempat dokter baru tersebut berasal dari wilayah yang berbeda yaitu Maluku, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, dan Jawa Timur.
Dalam sambutannya Dekan FK UII, Dr. dr. Isnatin Miladiyah, M.Kes, menyampaikan selamat kepada dokter baru dan segenap keluarga, atas keberhasilannya lulus dalam Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD). UKMPPD merupakan perjuangan yang sangat berat, sehingga bisa mengikuti sumpah dokter pada hari ini, perlu disyukuri dengan melakukan kebaikan-kebaikan secara istiqomah. “Kita berikan apresiasi atas perjuangan dan pencapaian adik-adik, kita tindaklanjuti dengan pengambilan sumpah dan tidak kita tunda ke periode berikutnya karena masih banyak proses yang harus dilalui pasca pengambilan sumpah sebagai dokter”, ujar Dr. Isnatin.
Dr. Isnatin memaparkan bahwa berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2021 jumlah dokter di Indonesia sekitar 173.000-an, dengan komposisi terbanyak adalah dokter umum sekitar 103.000 orang. Namun dari jumlah tersebut, tidak semua dokter memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) yang masih berlaku. Setelah lulus mempunyai STR, namun saat habis masa berlakunya, tidak memperpanjang STR kembali. Dari jumlah dokter yang memiliki STR, tidak semua mengurus Surat Izin Praktek (SIP). Hal ini menjadi masalah tersendiri, banyak dokter namun ada yang STR-nya kadaluarsa dan dokter yang tidak punya SIP, sehingga menjadikan dokter-dokter tersebut tidak maksimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Saya yakin dokter-dokter baru FK UII ini akan banyak memberikan manfaat yang besar di masyarakat, silakan kembali ke daerah masing-masing untuk berkontribusi sebagai seorang dokter”, pungkas Dr. Isnatin mengakhiri sambutannya.
Kiri ke kanan: Dr. dr. Ita Fauzia Hanum, M.Kes (IDI DIY), Dr. dr. Isnatin Miladiyah, M.Kes (Dekan FK UII), Prof. Dr. Jaka Nugraha, S.Si, M.Si (Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset UII, dan dr. Joeb Ahmed Joyodibroto, MA (Dinkes DIY)
Sementara itu perwakilan dari IDI DIY, Dr. dr. Ita Fauzia Hanum, M.Kes dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat dan berpesan kepada dokter-dokter baru agar selalu berpegang teguh pada etika kedokteran.
“IDI DIY mengucapkan selamat kepada dokter baru FK UII, selamat menjadi anggota keluarga rumah besar Ikatan Dokter Indonesia. Saya sangat senang karena dokter-dokter baru ini berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, dokter-dokter baru yang telah ditempa dengan baik di FK UII, tidak akan ada keraguan dalam menjalankan profesi sebagai dokter. Karena anda semua telah menguasai dengan baik, ilmu dan keterampilan yang memang harus dimiliki oleh seorang dokter. FK UII telah mengajarkan anda untuk selalu berpegang teguh pada etika kedokteran”, tutur Dr. Ita Fauzia.
Salah satu dokter baru, dr. M. Syihab Romzi Z. mengungkapkan syukur alhamdulillah, dapat menyelesaikan proses pendidikan di FK UII dan menyampaikan terima kasih yang setulusnya kepada semua pihak yang telah berperan dalam membantu mewujudkan cita-cita menjadi dokter. “Proses pendidikan di FK UII: kuliah, praktikum, tutorial, ujian blok, medik, osce, telah mewarnai perjalanan kami, dan kemudian berlanjut ke tahap profesi dokter, seperti visit pasien, ikut kegiatan poliklinik, jaga malam, dan konsul dengan dokter spesialis. Alhamdulillah dengan kegigihan dan kekompakan, akhirnya dapat melewati semua proses, dan cita-cita kami menjadi seorang dokter dapat terwujud”, ungkap dr. Romzi.
Foto bersama peserta sumpah dokter dengan Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset UII, Dinkes DIY, IDI DIY, Dekan dan Wakil Dekan FK UII, beserta tamu kehormatan lainnya. (Jo)