Wudhu dalam Ilmu Kesehatan
Wudhu dalam Ilmu Kesehatan
Oleh: dr. Fery Luvita Sari, M.Sc, Sp.S.
“Dia menuangkan air dari gayung ke telapak tangan lalu mencucinya tiga kali. Kemudian memasukkan tangannya ke dalam gayung, lalu berkumur-kumur, memasukkan air ke hidung, dan mengeluarkannya kembali dengan tiga kali cidukan. Kemudian dia memasukkan tangannya ke dalam gayung, lalu membasuh mukanya tiga kali. Kemudian membasuh kedua tangannya dua kali sampai ke siku. Kemudian memasukkan tangannya ke dalam gayung, lalu mengusap kepalanya dengan tangan; mulai dari bagian depan ke belakang dan menariknya kembali sebanyak satu kali. Lalu dia mencuci kedua kakinya hingga mata kaki.” (HR. Al-Bukhari no. 186 dan Muslim no. 235)
Wudhu berasal dari al wadhah artinya indah dan elok. Dinamakan wudhu karena membersihkan dan memperindah orang sehingga dianggap bagian dari thaharah, di mana kebersihan pangkal kesehatan.
Peneliti di London menyatakan bahwa pencelupan anggota tubuh ke air akan mengembalikan tubuh yang lemah menjadi kuat, mengurangi ketegangan saraf dan otot, kecemasan dan insomnia.
Wudhu akan menyentuh kulit, rambut, kuku. Kulit berfungsi sebagai pembungkus seluruh permukaan tubuh dan melindungi dari berbagai ancaman kuman, racun, radiasi, mengatur suhu tubuh, fungsi ekskresi melalui pori-pori dan media komunikasi antar sel saraf untuk rangsang nyeri, panas, sentuhan, tekanan. Kestabilan kulit ditentukan oleh pH (derajat keasaman) dan kelembaban. Bersuci merupakan salah satu metode menjaga kestabilan tersebut khususnya kelembaban kulit.
Rukun Wudhu
Membasuh muka mulai dari rambut sebelah dahi sampai dagu dan dari telinga kanan sampai kiri dan membasuh kedua tangan mulai dari ujung jari sampai kedua siku serta menyapu kepala, bermanfaat dalam menghilangkan debu, mikroba, keringat dan lemak yang menjadi tempat ideal untuk bakteri berkembang biak. Membasuh kedua telapak kaki dengan memijat dapat mendatangkan perasaan tenang dan nyaman, karena telapak kaki merupakan cerminan seluruh perangkat tubuh.
Berkumur atau membersihkan rongga mulut, dilakukan 5 kali sehari dapat membersihkan sisa makanan di sela gigi sehingga mencegah pertumbuhan kuman dan infeksi. Penelitian membuktikan bahwa berkumur dapat menjaga mulut dan tenggorokan dari radang dan menjaga gusi dari luka, menguatkan sebagian otot-otot wajah.
Istinsyaq artinya menghirup air melalui rongga hidung sampai ke tenggorokan (nasofaring) untuk mensucikan selaput dan lendir hidung yang tercemar udara kotor dan kuman.
Penelitian oleh tim kedokteran Universitas Alexandria membuktikan bahwa orang yang berwudhu secara kontinyu, maka hidung bersih dari debu, bakteri dan mikroba. Seperti kita ketahui bahwa lubang hidung merupakan tempat yang rentan dihinggapi mikroba dan virus, tetapi dengan membasuh hidung secara kontinyu den melakukan istinsyaq, maka lubang hidung menjadi bersih dan terbebas dari radang dan bakteri. Hal ini mencerminkan kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Dalam hadits riwayat Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad Hambali diterangkan“Sempurnakanlah dalam berwudhu dan gosoklah sela–sela jari kalian. Mengapa sela–sela jari? Karena, di bagian itulah berjalan serabut saraf, arteri, vena, dan pembuluh limfe. Penggosokan sela–sela jari akan memperlancar aliran darah perifer yang membawa pasokan makanan dan oksigen.
Sebagai kesimpulan, saat berwudhu kita membasuh bagian tubuh yang banyak bersentuhan dengan dunia luar, yang tidak tertutup pakaian sehingga menjadi alat kontak tubuh dengan lingkungan dan banyak mengalami kontaminasi atau kotoran.