Wasilah Sehat dalam Menggapai Mahabbah Ilahi
Wasilah Sehat dalam Menggapai Mahabbah Ilahi
Oleh : Yasfi Suryalfihro Al-Ghozi 20711060
Nabiyyullah Ibrahim alaihi salam mendapatkan gelar Khalilullah yang berarti kekasih Allah. Beliau diberi gelar tersebut karena perjuangan beliau dari semasa anak-anak yang telah ber-tafakur tentang tauhid. Pada akhirnya, Ibrahim kecil yakin bahwa Tuhan Yang Agung adalah Allah semata, bukan bintang, bulan, atau pun matahari.
Di masa setelah pernikahannya yang kedua dengan Siti Hajar, lahirlah Ismail, anak berharga yang beliau tunggu selama bertahun-tahun. Namun, perintah Allah Swt. sungguh menguji keluarga Nabi Ibrahim alaihi salam dengan perjalanan dari Negeri Syam menuju tanah yang tandus dan tak berpenghuni di Makkah. Bisa kita bayangkan, perjalanan sejauh 1.500 km ditempuh tanpa mobil dan pesawat. Diperlukan waktu berhari-hari menempuh perjalanan itu. Sungguh betapa kuat dan sehat raga beliau, dan betapa kuat keimanan dalam hatinya.
Nabi Muhammad saw. dalam perjuangan dakwahnya menempuh perjalanan dari Makkah menuju Madinah dengan berkendaraan unta di siang yang terik dan malam yang dingin menggigit. Raga beliau kuat dan tahan menghadapai keadaan yang ekstrem tersebut. Dengan perjuangan nabi-nabi Allah tersebut kita bisa memaknai bahwa cinta Allah tidaklah didapat hanya dengan berpangku tangan. Cinta Allah diperjuangkan dengan ikhtiar yang maksimal dan ikhtiar tersebut membutuhkan ketahanan fisik dan mental menjalankan segala perintah dan ujian dari-Nya.
Namun, kita masih bertanya-tanya, bagaimana cinta Allah kepada hamba-Nya? Bagaimana cinta Allah kepada hamba pilihan-Nya? Jawabannya terdapat dalam hadits berikut.
Dari Abi Hurairah, Nabi saw. Bersabda,
إذا أحبَّ الله العبدَ نادى جبريل: إن الله يحبُّ فلانًا فأحبِبْه، فيحبه جبريل، فينادي جبريل في أهل السماء: إن الله يحب فلانًا فأحِبُّوه، فيحبه أهل السماء، ثم يوضع له القبول في الأرض
“Apabila Allah mencintai seorang hamba maka Dia memanggil Jibril. Sesungguhnya Allah mencintai Fulan maka cintailah dia, maka Jibril pun mencintainya. Lalu Jibril menyeru kepada penduduk langit, ‘Sesungguhnya Allah mencintai si Fulan maka cintailah dia’, maka penduduk langit pun mencintainya, kemudian (si Fulan) menjadi orang yang diterima di muka bumi.” (H.R. Al-Bukhari).
Bergetar jiwa ini setelah membaca hadits tersebut. Sungguh, betapa besar cinta Allah Swt. Tidak maukah kita menjadi salah satu hamba pilihan-Nya? Menjadi hamba yang dicintai Allah Swt. merupakan nikmat, hati yang gelap niscaya diberikan petunjuk dan rahmat.
Ikhtiar menjadi hamba yang dicintai Allah Swt. membutuhkan kondisi tubuh yang prima. Orang yang sehat tentu lebih mudah menjalankan ibadah daripada orang yang sakit. Ketika homeostasis dalam tubuh terjaga, suplai energi lancar. Maka kita akan memiliki tenaga untuk bekerja. Bekerja yang diniatkan karena Allah Swt. akan mendapatkan catatan ibadah di sisi-Nya. Ketika tulang dan otot berfungsi sempurna, maka dapatlah kita berdiri mendirikan sholat tahajud dengan khusyuk di setiap malamnya. Ketika mata kita sehat, kita dapat membaca Al-Quran setiap Magrib disertai pemaknaannya. Ketika paru-paru dapat melakukan ekspirasi dan inspirasi dengan sempurna, maka kalimat-kalimat zikir dapat keluar dari lisan kita setiap waktu. Ketika organ pencernaan berfungsi sempurna, maka kita bisa menikmati lezatnya berpuasa.
Hal ini tentu berbeda jika kita jatuh sakit. Badan lemas, raga terasa rapuh, kaki dan tangan laksana seutas tali yang tak berdaya. Maka ajakan untuk bersyukur terhadap kesehatan di setiap pembukaan bukan hanya formalitas belaka. melainkan sebuah reminder bagi diri kita agar selalu memanfaatkan kesehatan yang diberikan Allah Swt. Manfaatkan sehatmu sebelum sakitmu.
Jika kita mencari motivasi untuk selalu menjaga kesehatan, patutlah kita ingat kepada hadits berikut.
اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ
مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَفِـيْ كُـلٍّ خَـيْـرٌ
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah,
dan pada keduanya ada kebaikan.” (HR. Muslim)
Semoga tulisan singkat ini dapat bermanfaat dan meningkatkan keimanan serta ketakwaan kita kepada Allah Swt. Aamiin.