Tinjauan Islam dan Medis : Larangan Berhubungan Intim Saat Menstruasi

Tinjauan Islam dan Medis : Larangan Berhubungan Intim Saat Menstruasi

Oleh: dr.Fitria Siwi Nur Rochmah, M.Sc (097110418)

Menstruasi merupakan kondisi yang melekat pada seorang perempuan. Menstruasi yang pertama kali atau menarche biasa terjadi pada usia remaja dan merupakan salah satu tanda pubertas. Dalam Islam hal tersebut merupakan tanda seorang perempuan memasuki usia baligh. Kondisi tersebut menyebabkan seorang perempuan sudah berlaku hukum-hukum Islam baginya. Menstruasi juga menjadi tanda seorang perempuan bahwa sistim reproduksinya sudah cukup matang dan rahim sudah siap dibuahi. Secara fisiologis, menstruasi merupakan proses dimana lapisan dinding rahim atau endometrium mengalami peluruhan karena tidak terjadi pembuahan. Proses ini sangat dipengaruhi oleh adanya hormon-hormon yang bekerja.

Dalam Islam, saat seorang perempuan mendapatkan menstruasi, maka dilarang untuk melakukan ibadah seperti sholat dan puasa. Islam juga melarang untuk melakukan hubungan seksual pada saat perempuan sedang menstruasi sesuai yang dijelaskan dalam Alquran, yang artinya :

Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, “Itu adalah sesuatu yang kotor.” Karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri” (Q.S Al-Baqarah: 222)

Dalam hadist ketika sahabat bertanya tentang perilaku yang dilakukan saat istrinya sedang menstruasi, Rasullullah bersabda:

Berbuatlah apa saja kecuali bersetubuh (hubungan suami istri)” (HR.Muslim)

Perlu diyakini bahwa larangan Allah yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an tersebut pasti lebih banyak mudharatnya.

Apakah secara medis berhubungan intim saat menstruasi juga dilarang?

Beberapa artikel memang menyebutkan berhubungan intim saat menstruasi juga memiliki manfaat, tetapi jauh lebih banyak berisiko menyebabkan suatu penyakit.

Meningkatkan resiko infeksi

Hubungan intim saat menstruasi akan meningkatkan resiko terjadi penyebaran infeksi. Pada saat kondisi menstruasi, mulut rahim sedikit terbuka, sehingga penyebaran infeksi dapat menyebar lebih luas. Bahkan infeksi ini juga dapat menularkan ke pasangannya. Infeksi yang dapat terjadi antara lain infeksi saluran kemih, infeksi menular seksual seperti herpes, HIV, gonorhea dan lain-lain. Selain itu factor pH saat menstruasi akan meningkat sehingga terjadi perubahan area organ intim yang beresiko meningkatkan infeksi jamur.

Penyebaran infeksi menular seksual ini jika berlanjut dan cervik menjadi rentan, akhirnya dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker Cerviks atau kanker mulut rahim.

Meningkatkan resiko endometriosis

Bahaya yang lainnya melakukan hubungan intim saat menstruasi adalah meningkatkan resiko penyakit endometriosis. Endometriosis adalah kondisi dimana lapisan dinding rahim atau endometrium tumbuh di luar rongga rahim. Jika saat kondisi tersebut melakukan hubungan intim, maka lapisan dinding rahim (darah menstruasi) tersebut berpotensi untuk masuk kembali dan beresiko menimbulkan endometriosis.

Melihat adanya resiko berhubungan seksual saat menstruasi tersebut, alangkah baiknya perbuatan tersebut dihindari. Sebagai seorang Muslim, tentunya kewajiban melakukan perintah Allah dan meninggalkan laranganNYA lebih utama.

Sumber

  1. Majelis Ulama Indonesia. 2016. Haid dan Kesehatan menurut Islam. Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional.
  2. Maree J. 2007. Sexual and Menstrual Practice : Risk for Cervix Cancer. Health Sa Gesondheid. Vol 12: 3