Tahajud dan Sistem Imun

Tahajud dan Sistem Imun

Penulis: Fathiyatul Mudzkiroh – 19711201

Umat Islam pastinya sudah tidak asing lagi dengan istilah qiyamullail / salat malam / tahajud. Salat malam merupakan ibadah sunah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Selain dibalas dengan pahala, berdoa di sepertiga malam terakhir juga merupakan doa yang mustajabah. Selain keuntungan dari sisi agama, salat malam juga memberikan manfaat yang sangat baik bagi kesehatan.

System imun manusia dapat dipengaruhi oleh faktor yang bersifat religi. Sebuah penelitian yang dilakukan pada sekelompok siswa sekolah menengah atas menunjukkan bahwa sistem imun dapat meningkat pada mereka yang melakukan salat tahajud secara rutin(Asiyah, Putra dan Kuntoro, 2011). Hal ini membuktikan sebuah hadis nabi yang diriwayatkan oleh Salman Alfarisi.

Salman Alfarisi berkata, Rasulullah SAW bersabda “hendaknya kalian mengerjakan salat malam karena salat malam merupakan kebiasaan orang-orang saleh terdahulu yang dapat mendekatkan kalian kepada tuhan kalian, dapat menghapuskan dosa dan kesalahan, serta dapat menjauhkan penyakit dari jasad kalian.”(Sabiq, 2013)

Sebuah penelitian melakukan perekaman terhadap gelombang otak pada orang yang sedang salat. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa terjadi kenaikan pada amplitudo gelombang alfa ketika seseorang melaksanakan salat. Kenaikan ini menunjukkan adanya aktivitas saraf parasimpatis sekaligus adanya penghambatan terhadap saraf simpatis. Hal ini mencerminkan bahwa salat dapat meningkatkan relaksasi, menurunkan tekanan darah, menambah fokus, dan menstabilkan pikiran(Doufesh et al., 2014).

Dalam pandangan psikoneuroimunologis, stres psikologis dapat mempengaruhi hipotalamus. Hipotalamus kemudian mempengaruhi hipofisis untuk mengeluarkan adrenocorticotropic hormone , yakni hormon yang mempengaruhi korteks adrenal untuk memproduksi hormon kortisol. Hormon kortisol dapat menekan sistem imun. Oleh karena itulah stres dapat menekan sistem imun. Sedangkan tahajud dapat menghindarkan tubuh dari stress psikologis sehingga system imun tidak terhambat.(Matin, 2018)

Ketika manusia tidur di malam hari, normalnya, sekresi hormon kortisol rendah. Sebuah penelitian telah membuktikan bahwa tahajud dapat secara efektif menurunkan sekresi kortisol juga meningkatkan respons imun pada tubuh. Tetapi, perlu diperhatikan, jika tahajud dilakukan dengan tidak tulus, hal tersebut hanya akan menjadi tekanan atau stres(Matin, 2018).

Aisyah meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda “Apabila seorang di antara kalian bangun di malam hari (untuk mengerjakan salat), lalu bacaan Alquran terasa asing bagi lisannya dan ia tidak mengetahui apa yang ia ucapkan, maka hendaknya ia tidur saja.”(Sabiq, 2013) Hadis tersebut dibuktikan dengan adanya penelitian bahwa sekresi kortisol akan tetap tinggi pada orang yang salat tahajud dengan terpaksa. Hal ini dikarenakan kegagalan tubuh dalam mempertahankan homeostasis serta kegagalan penyesuaian diri dengan perubahan irama sirkadian.(Matin, 2018)

Kesimpulannya, tahajud yang dilakukan dengan ikhlas akan memberikan dampak positif dari berbagai aspek. Secara rohani, tahajud dapat membersihkan jiwa dan mendekatkan hubungan manusia dengan Allah. Secara psikologis tahajud dapat memberikan ketenangan dan menghindarkan diri dari stres yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kesehatan secara fisiologis terutama pada sistem imun.

Fathiyatul Mudzkiroh – 19711201

Daftar Pustaka

Asiyah, S., Putra, S. dan Kuntoro (2011) “The Increase of eHSP 72 in Members of Dzikir Group,” Folia Medica Indonesiana, 47(3), hal. 147–153. Tersedia pada: http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-02 10026 AsiyahE _format FMI_.pdf.

Doufesh, H. et al. (2014) “Effect of Muslim Prayer (Salat) on α Electroencephalography and Its Relationship with Autonomic Nervous System Activity,” Journal of Alternative and Complementary Medicine, 20(7), hal. 558–562. doi: 10.1089/acm.2013.0426.

Matin, N. S. (2018) “Tahajjud Therapy for Stress Coping: Psychoneuroimmunological Perspective,” in 2018 3rd International Conference on Education, Sports, Arts and Management Engineering (ICESAME 2018). Atlantis Press.

Sabiq, S. (2013) Fiqih Sunnah 1. Diedit oleh A. Syauqina dan A. A. Rahma. Kairo: Tinta Abadi Gemilang.