Pola Peresepan Obat Nyeri Punggung Bawah pada Pasien Rawat Jalan
POLA PERESEPAN OBAT NYERI PUNGGUNG BAWAH
PADA PASIEN RAWAT JALAN DI POLIKLINIK SARAF RSUD SRAGEN TAHUN 2006
PADA PASIEN RAWAT JALAN DI POLIKLINIK SARAF RSUD SRAGEN TAHUN 2006
Satu resep pada umumnya diperuntukkan bagi satu penderita. Pada kenyataannya resep lebih besar maknanya dari yang disebutkan diatas, karena resep merupakan perwujudan akhir dari kompetensi, pengetahuan dan keahlian dokter dalam menerapkan pengetahuannya dalam bidang farmakologi dan terapi. Kenyataannya dalam praktek, sering dijumpai kebiasaan pengobatan ( peresepan ,prescribing habit) yang tidak berdasarkan proses dan tahap ilmiah tersebut. Banyaknya kasus nyeri punggung bawah di indonesia harus menjadi perhatian kita bersama dan tidak bisa terlepas dari pengobatan.
Tujuan
Untuk mendapatkan gambaran pola peresepan obat dan penggunaan obat yang diberikan pada pasien nyeri punggung bawah yang ditemui di Poliklinik Saraf RSUD Sragen .
Untuk mendapatkan gambaran pola peresepan obat dan penggunaan obat yang diberikan pada pasien nyeri punggung bawah yang ditemui di Poliklinik Saraf RSUD Sragen .
Metode
Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian deskriptif non analitik untuk mengetahui pola peresepan obat untuk nyeri punggung bawah di Poliklinik Bagian Saraf RSUD Sragen waktu satu tahun dengan data dari semua peresepan pasien nyeri punggung bawah di Poliklinik Bagian Saraf RSUD Sragen terhitung mulai 1 Januari 2006-Desember 2006 dan yang seseuai dengan kriteria inklusi.
Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian deskriptif non analitik untuk mengetahui pola peresepan obat untuk nyeri punggung bawah di Poliklinik Bagian Saraf RSUD Sragen waktu satu tahun dengan data dari semua peresepan pasien nyeri punggung bawah di Poliklinik Bagian Saraf RSUD Sragen terhitung mulai 1 Januari 2006-Desember 2006 dan yang seseuai dengan kriteria inklusi.
Hasil
Data diperoleh 238 pasien dengan diagnosa nyeri punggung bawah. Dari 238 pasien tersebut terrdiri dari 139 pasien perempuan (58.41%) dan 99 pasien laki-laki (41.59%). Peresepan obat pasien nyeri punggung bawah yang digunakan adalah : Analgetik anti piretik berupa Na Diklofenak, Ibuprofen, dan Asam Mefenamat, Kortikosteroid berupa Metilprenisolon, golongan antasida, anti depresan berupa amitriptilin, anti kejang clobazam, multivitamin berupa vitamin B1, derivate opioid berupa tramadol dan muscle relaxan berupa eperisone HCL.
Data diperoleh 238 pasien dengan diagnosa nyeri punggung bawah. Dari 238 pasien tersebut terrdiri dari 139 pasien perempuan (58.41%) dan 99 pasien laki-laki (41.59%). Peresepan obat pasien nyeri punggung bawah yang digunakan adalah : Analgetik anti piretik berupa Na Diklofenak, Ibuprofen, dan Asam Mefenamat, Kortikosteroid berupa Metilprenisolon, golongan antasida, anti depresan berupa amitriptilin, anti kejang clobazam, multivitamin berupa vitamin B1, derivate opioid berupa tramadol dan muscle relaxan berupa eperisone HCL.
Golongan obat analgetik antipiretik mulai dari yang paling sering digunakan yang adalah Natrium diklofenak, asam mefenamat, tramadol dan ibuprofen.dan jumlah jenis obat yang paling banyak diresepkan adalah 3 jenis obat. Secara keseluruhan pola peresepan obat terhadap pasien nyeri punggung bawah yang erdapat dipoliklinik di RSUD Sragen Periode 1 Januari 2006-31 Desember 2006 belum sepenuhnya memenuhi standar.
Pembimbing Utama
dr. Abdul Gofir ,Sp.S
dr. Abdul Gofir ,Sp.S
Pembimbing Pendamping
dr. Endrawati Tri Bowo