Pengaruh Menyusui pada Pembentukan Karakter Islami

Pengaruh Menyusui pada Pembentukan Karakter Islami

Oleh: Miranti Dewi Pramaningtyas (NIK: 097110101)

Bagi seorang ibu, proses menyusui bayi bisa menjadi pengalaman ruhani yang luar biasa. Setiap ibu memiliki perjuangannya masing-masing dalam menyusui bayinya. Semuanya karena rasa kasih sayang yang begitu besar pada buah hatinya. Didukung adanya anjuran dalam kesehatan mengenai pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, dilanjutkan hingga 2 tahun dengan makanan pendamping. Anjuran tersebut selaras dengan apa yang tertulis dalam alquran sejak sekitar 15 abad yang lalu. Al quran secara jelas menyebutkan dalam surat Albaqarah ayat 233 tentang anjuran menyusui hingga 2 tahun. Dalam ayat tersebut Allah berfirman, yang artinya “Dan para ibu, hendaklah menyusukan anak-anak mereka dua tahun penuh, (yaitu) bagi siapa yang ingin menyempurnakan penyusuan”. Ayat tersebut juga diperkuat oleh surat Al Ahqaf ayat 46 yang berisi anjuran menyapih setelah 30 bulan. Makna 30 bulan dalam ayat ini adalah karena usia minimal kehamilan yang dianggap cukup untuk janin bisa lahir dengan sehat adalah 6 bulan. Oleh karena itu, 24 bulan berikutnya dianggap sebagai masa menyusui. Begitu jelaslah anjuran menyusui dalam Al quran sejak berabad-abad lalu. Ilmu kesehatan modern memberikan buktinya belakangan.

Manfaat menyusui pada kesehatan telah banyak dikupas melalui berbagai media. Selain bermanfaat secara kesehatan, menyusui bermanfaat pula pada perkembangan karakter islami. Bayi adalah makhluk yang cepat belajar dari lingkungannya. Termasuk dari ibunya. Selama proses menyusui, proses belajar bayi tetap berjalan. Bayi mendapat berbagai stimulus taktil dan stimulus indrawi lainnya. Apapun yang dilakukan oleh ibu akan menjadi stimulus belajar bayi. Stimulus ini termasuk juga perubahan emosi dan ketenangan ibu. Dalam beberapa kisah disebutkan bahwa para ibu dari ulama-ulama besar dalam sejarah Islam memiliki kesenangan tersendiri ketika bisa menyusui dalam waktu lama. Mengapa demikian? Karena selama proses menyusui itu, sang ibu bisa lebih lama memperdengarkan ayat-ayat Al quran untuk bayinya. Pada saat memperdengarkan ayat-ayat Al quran itu lah bayi kemudian terbiasa mendengarkan kalam ilahi, memberi nuansa ruhiyah pada jiwanya sejak masih kecil. Selain itu, beberapa ibu dari ulama besar selalu menjaga wudhu saat menyusui.

Dalam tafsir Al Azhar yang ditulis oleh Buya Hamka, dikisahkan mengenai kisah seorang ulama besar, guru dari Imam Ghazali. Guru yang dimaksud adalah Imamul Haramain Abdul-malik al Juwaini. Saat beliau masih bayi, ayahnya yang bernama Abu Muhammad al Juwaini begitu memegang prinsip agar beliau hanya disusui oleh ibunya. Hal tersebut karena ayah beliau hanya ingin bayinya disusui oleh istrinya, seorang shalih dan taat beribadah. Hingga suatu hari istrinya sakit, dan kemudian tetangganya iba kepada bayinya. Lalu disusuilah bayi itu. Abu Muhammad yang mengetahui hal tersebut dengan segera mengambil bayinya, dan melakukan upaya agar bayi tersebut memuntahkan air susu yang baru saja diminumnya. Tindakan Abu Muhammad tersebut karena tidak ingin bayinya disusui oleh perempuan yang tidak diketahui ketaatannya pada Allah. Setelah besar, guru dari Imam Ghazali tersebut kadang marah-marah saat mengajar. Ketika beliau telah selesai dari marahnya, beliau mengatakan bahwa kemungkinan hal tersebut karena sisa air susu yang tidak sempat dimuntahkannya. Kisah ini memperkuat bahwa apa yang diminum bayi saat menyusu bisa mempengaruhi kepribadian dan watak dari seorang anak. Keshalihah ibu menjadi faktor pendukung utama. Semoga para ibu senantiasa diberikan keshalihah dan kekuatan dalam menyusui dan mendidik putra-putrinya menjadi anak yang shalih. Aamiin.

 

Referensi:

Hamka. 1982. Tafsir Al Azhar juzu’ 1. Jakarta, Penerbit Pustaka Panjimas

WHO. 2021. Breastfeeding in the Western Pacific. Diakses dari Breastfeeding (who.int) pada 22 Oktober 2021

Kamila, H.D. 2021. Nuriye : Rahim Perempuan Pencetak Ulama Dunia. Diakses dari Nuriye : Rahim Perempuan Pencetak Ulama Dunia – Inspirasi Muslimah (rahma.id) pada 22 Oktober 2021