Menyingkap Rahasia Taklim Rutin Sebagai Upaya Mengatasi Krisis Kesehatan Mental Bagi Generasi Z, Benarkah?

Anindya Amanda Damayanti/ 23712014

Gangguan jiwa merupakan permasalahan global terutama di negara-negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2021 menunjukkan bahwa satu dari lima penduduk Indonesia mengalami gejala gangguan jiwa. Hal ini menandakan bahwa kasus gangguan jiwa di Indonesia masih belum terselesaikan (1,2). Generasi Z atau Gen Z adalah generasi yang lahir pada tahun 1999-2008. Generasi ini seringkali mendapatkan stereotipe lemah mental. Julukan tersebut disebabkan oleh seringnya Gen Z mengunggah keluh kesahnya terhadap kehidupan ke laman sosial media mereka, sehingga hal ini memunculkan sebuah pertanyaan. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan oleh Gen Z untuk menjaga kesehatan mentalnya?

Kesehatan mental merupakan kondisi ketika batin merasa tentram dan tenang. Salah satu faktor yang memengaruhi kesehatan mental adalah keimanan dan religiusitas. Kedekatan dengan tuhan dapat membuat seseorang menjadi lebih tenang dalam menghadapi segala kesulitan dalam hidup yang tak terelakkan seperti masalah pekerjaan, pendidikan, dan hubungan sosial (3). Pendekatan keagamaan adalah hal yang mutlak diperlukan seperti pada metode taklim. Taklim juga dikenal sebagai usrah, mentoring, halaqah, tarbiyah, yang memiliki arti kekeluargaan (4). Tujuan utama dari metode ini adalah untuk membentuk kepribadian muslim secara terpadu yang berlandaskan kitab Al-Qur’an dan Sunnah seperti yang telah diperintahkan pada Q.S Al-Mujadalah ayat 11 (5):

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ .

Artinya:”Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan”

A diagram of a group of people Description automatically generated

Gambar 1. Metode Taklim dalam Menjaga Kesehatan Mental Gen Z

Metode taklim merupakan metode pendidikan keagamaan berbasis peer group support. Sekelompok Gen Z dengan didampingi guru dapat terlibat langsung untuk saling berdialog secara formal atau non formal. Beberapa program yang dapat dilakukan adalah program iman dan taqwa (IMTAQ), tauhid, fikih, sejarah kebudayaan, dan ibadah. Hal yang dibahas dalam taklim ada tiga aspek (Gambar 1). Pertama adalah Aqidah, iman yang kokoh akan membuat peserta tidak melakukan kemungkaran. Kedua, syari’ah yaitu amalan yang dapat dilihat secara dzahir baik amalan ibadah dan muamalah. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki hubungan dengan Allah, makhluk Allah, serta lingkungannya. Ketiga adalah masalah budi pekerti untuk membentuk karakter yang lebih baik (6,7).

Dampak yang dapat dirasakan dari program taklim adalah ketenangan yang hakiki. Program taklim ini akan menyadarkan bahwa ketenangan yang sesunggunya hanyalah dengan cara mendekatkan diri dan kembali kepada Allah SWT dengan bertaubat nasuha. Dampak yang kedua adalah perubahan pola pikir. Pola pikir yang positif akan menghasilkan perubahan ucapan, perilaku, kebiasaan, yang lebih baik dari sebelumnya (8).

 

 

Referensi

1. Kemenkes. Permasalahan Kesehatan Jiwa di Indonesia. Kementrian Kesehatan. 2021;

2. Ernia N, Indriastuti D, Risnawati. Hubungan Dukungan Instrumental Keluarga Dengan Kepatuhan Kontrol Pasien Orang  Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Jurnal Ilmiah Karya Kesehatan. 2020;1(1):1–6.

3. Marchira C. Kesehatan Mental dan Dukungan Psikososial. 2017.

4. Azhari M. Model Pendidikan Karakter (Studi Metode Halaqah) dalam Organisasi Massa Wahdah Islamiyah Makassar. Social Landscape Journal. 2021;2(3):1–10.

5. Al-Qur’an.

6. Ulfah L, Justiatini WN. Peran Bimbingan Keagamaan dalam Rehabilitasi Pecandu Narkoba. 2021;3(2). Available from: https://jurnal.stidsirnarasa.ac.id/index.php/iktisyaf

7. Setioko A. Evaluasi Pelaksanaan Therapeutic Community di Panti Rehabilitasi Kunci Yogyakarta. 2019.

8. Masyhuri A. Pengaruh Bimbingan Tauhid dan Bimbingan Akhlaq terhadap Peningkatan Keimanan Muallaf di Yayasan Muallaf An-Naba Centre Indonesia. 2020;