Manfaat Sholat sebagai Sarana Mencegah Keinginan Bunuh Diri

 

Oleh : dr. Niufti Ayu Dewi Mahila, M.Sc., Sp.F.M., C.Med.

Sholat, sebagai salah satu Rukun Islam yang utama, tidak hanya menjadi kewajiban Ibadah tetapi juga memiliki berbagai manfaat psikologis. Salah satu manfaat yang signifikan adalah kemampuannya sebagai sarana untuk mencegah keinginan bunuh diri. Keinginan bunuh diri sering kali muncul dari rasa putus asa dan tekanan hidup yang berat, dalam situasi ini, sholat dapat berfungsi sebagai pelindung dan penenang jiwa.

Sholat mendekatkan seseorang kepada Allah SWT, memberikan ketenangan dan rasa tenteram. Dalam Al Qur’an, Allah berfirman :

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

Artinya: “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.” (QS. Ar-Ra’d [13]: 28).

Ketenangan hati ini sangat penting dalam mencegah perasaan putus asa yang bisa memicu keinginan bunuh diri. Ketika seseorang merasa dekat dengan Allah, dia akan merasa memiliki pegangan dan harapan, yang dapat mengurangi tekanan hidup yang dialami.

Sholat memberikan waktu untuk merenung dan introspeksi, dalam setiap rakaat, terdapat momen-momen sujud dan duduk di antara dua sujud yang memberikan kesempatan bagi seseorang untuk berkomunikasi secara pribadi dengan Allah. Meminta pertolongan kepada Allah adalah bentuk refleksi diri yang dapat mengurangi beban psikologis.

Momen ini bisa digunakan untuk mengungkapkan segala keluh kesah dan kesedihan. Allah berfirman :

وَٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلْخَٰشِعِينَ

Artinya : “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat.” (QS. Al-Baqarah [2]: 45).

Rutinitas dalam melaksanakan sholat lima waktu membantu membentuk disiplin yang memberi struktur pada kehidupan sehari-hari. Orang yang memiliki rutinitas cenderung memiliki kontrol lebih baik atas hidupnya, yang dapat membantu mengurangi perasaan kacau dan tidak berdaya yang sering kali terkait dengan depresi dan keinginan bunuh diri, disiplin ini juga membantu seseorang merasa lebih bertanggung jawab atas kehidupannya.

Sholat juga bisa menjadi sarana penyembuhan jiwa, proses berdiri, rukuk, dan sujud dalam sholat memiliki efek terapeutik yang menenangkan pikiran. Ketika melakukan sholat, seorang muslim berulang kali memuji kebesaran Allah dan memohon perlindungan-Nya. Aktivitas ini membantu menenangkan pikiran dan mengurangi kecemasan. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 153, Allah berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu; sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah [2]: 153).

Sholat memiliki peran penting dalam kehidupan seorang Muslim sebagai alat untuk mencegah keinginan bunuh diri, dengan mendekatkan diri kepada Allah, melakukan refleksi diri, membentuk rutinitas, dan sebagai penyembuh jiwa, sholat menyediakan sarana yang kuat untuk menghadapi tekanan hidup dan mengurangi perasaan putus asa. Dalam konteks spiritual dan psikologis, sholat memberikan pondasi yang kokoh bagi ketenangan batin dan ketahanan jiwa, membantu individu menemukan harapan dan kekuatan untuk terus menjalani hidup.

Referensi :

Al-Qur’an dan terjemahan. 2024. https://quran.kemenag.go.id

Ibnu Katsir. 2012. Tafsir Ibnu Katsir. Gema Insani.

Muhammad, Syaikh. 2010. Syarah Shahih Al-Bukhari. Darus sunnah. Jakarta Timur.

Tafsir Qur’an.2024. https://tafsirweb.com

The Psychological Benefits of Prayer. 2015. Journal of Religion and Health

Tolson, Chester & Koenig, Harold G. 2003. The Healing Power of Prayer. Baker Books.