MANFAAT SALAT BAGI KESEHATAN FISIK DAN MENTAL
MANFAAT SALAT BAGI KESEHATAN FISIK DAN MENTAL
Titik Kuntari[1]
Salat merupakan rukun Islam yang kedua. Setidaknya terdapat 93 ayat dalam Al Quran yang membahas tentang salat. Umat Islam diperintahkan melaksanakan salat minimal 5 kali setiap hari. Salat selain menjadi salah satu bentuk kepatuhan, juga merupakan sarana komunikasi manusia kepada Rabb-nya. Allah sebagai satu-satunya tempat bersandar, berkeluh kesah, dan memohon pertolongan (1).
وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ
Artinya: “Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya (salat) itu benar-benar berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS. Al Baqarah:45)
Kemajuan teknologi dan kesibukan mengejar dunia seringkali membuat manusia lalai, termasuk dalam melaksanakan ibadah salat ini. Sebagian manusia meninggalkan kewajibannya demi melakukan aktivitas yang lain, sebagian lagi melakukannya hanya untuk menggugurkan kewajiban. Banyak orang yang memisahkan urusan dunia dan akhirat (dikotomi). Namun di sisi lain, perintah salat menarik minat para peneliti untuk menguak rahasia dan manfaatnya. Penelitian modern menunjukkan bahwa salat bermanfaat bagi kesehatan fisik ataupun mental.
Secara fisik, salat merupakan rangkaian gerakan berirama yang dilakukan secara berulang. Gerakan salat menyebabkan kontraksi dan relaksasi otot yang harmonis dan seimbang. Hal tersebut melibatkan beberapa tipe peregangan dan kontraksi isometrik, seperti yang terjadi pada saat berolahraga. Berbagai posisi dan gerakan sholat, seperti takbir, rukuk, sujud, dan duduk, melibatkan hampir semua otot rangka pada tubuh manusia. Melakukan gerakan sholat dan ditambah dengan jalan kaki menuju masjid dikatakan sudah memenuhi rekomendasi olahraga 30 menit per hari (2). Latihan kontraksi dan relaksasi pada saat salat terbukti dapat mencegah dan menurunkan risiko cedera pada atlet profesional (3).
Gerakan shalat juga berdampak positif terhadap kesehatan sistem kardiovaskuler dan persarafan. Misalnya pada saat sujud, posisi kepala lebih rendah daripada jantung sehingga aliran darah ke otak lebih lancar. Peningkatan suplai darah ke otak sangat baik untuk meningkatkan daya ingat, konsentrasi dan fungsi kognitif (4,5). Selain bermanfaat untuk pencegahan, salat terbukti juga memiliki efek terapetik dan rehabilitasi. Terapi salat terbukti menurunkan tekanan darah sistolik maupun diastolik pada pasien dengan hipertensi moderat. Salat juga memperbaiki denyut jantung pasien, merangsang sistem visual, vestibular dan somatosensori yang baik untuk keseimbangan dan koordinasi. Penelitian yang lain menunjukkan bahwa salat dapat memperbaiki gangguan fungsi ereksi. Salat juga baik untuk rehabilitasi pada lanjut usia dan disabilitas (6,7).
Bukan hanya fisik, salat juga terbukti bermanfaat bagi kesehatan mental. Bacaan ayat Al Quran dan doa yang dilantunkan, gerakan yang tuma’ninah, akan memberikan ketenangan dan relaksasi. Peningkatan power relatif (RPa) Electroencephalogram (EEG) oksipital dan parietal selama salat menunjukkan bahwa salat menyebabkan perubahan positif dalam fungsi otak. Perubahan ini berkaitan dengan sistem saraf otonom, yaitu peningkatan komponen saraf parasimpatis dan penurunan simpatis. Melaksanakan ibadah salat secara teratur dapat membantu meningkatkan relaksasi, menekan kecemasan, serta menurunkan risiko gangguan kardiovaskular serta kejiwaan (5,8).
Selain sebagai sebuah ibadah, salat memiliki banyak manfaat kesehatan yang dapat dipetik oleh umat. Manfaat tersebut telah dibuktikan secara ilmiah. Hal tersebut semoga memperkuat keyakinan akan kebenaran tuntunan Islam dan mendorong kita untuk istikomah melaksanakannya. Wallahu a’lam bishawab
Referensi
1. Al Qur’an.
2. Kamran G. Physical Benefits of (Salah) Prayer – Strengthen the Faith & Fitness. J Nov Physiother Rehabil [Internet]. 2018;2:43–53. Available from: https://doi.org/10.29328/journal.jnpr.1001020
3. Bezuglov E, Talibov O, Butovskiy M, Lyubushkina A, Khaitin V, Lazarev A, et al. The Prevalence of Non-contact Muscle Injuries of the Lower Limb in Professional Soccer Players Who Perform Salah Regularly: a Retrospective Cohort Study. J Orthop Surg Res [Internet]. 2020;15(1):440. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7513503/pdf/13018_2020_Article_1955.pdf
4. Inzelberg R, E Afgin A, Massarwa M, Schechtman E, D. Israeli-Korn S, Strugatsky R, et al. Prayer at Midlife is Associated with Reduced Risk of Cognitive Decline in Arabic Women. Curr Alzheimer Res [Internet]. 2013;10(3):340–6. Available from: https://doi.org/10.2174/1567205011310030014
5. Chamsi-Pasha M, Chamsi-Pasha H. A Review of the Literature on the Health Benefits of Salat (Islamic Prayer). Med J Malaysia [Internet]. 2021;76(1):93–7. Available from: http://www.e-mjm.org/2021/v76n1/health-benefits-of-Salat.pdf
6. Ibrahim F, Sian TC, Shanggar K, Razack AH. Muslim prayer movements as an alternative therapy in the treatment of erectile dysfunction: A preliminary study. J Phys Ther Sci [Internet]. 2013;25(9):1087–91. Available from: https://doi.org/10.1589/jpts.25.1087
7. Osama M, Malik RJ. Salat (Muslim prayer) as a Therapeutic Exercise. J Pak Med Assoc [Internet]. 2019;69(3):339–405. Available from: https://jpma.org.pk/PdfDownload/9082
8. Doufesh H, Ibrahim F, Ismail NA, Wan Ahmad WA. Effect of Muslim Prayer (Salat) on α Electroencephalography and Its Relationship with Autonomic Nervous System Activity. J Altern Complement Med [Internet]. 2014;20(7):558–62. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4086364/pdf/acm.2013.0426.pdf