Lokakarya Peningkatan Kualitas Skenario Anamnesis
Sabtu, 14 Mei 2011 Tim PHK PKPD FK UII kembali mengadakan kegiatan Lokakarya Peningkatan Kualitas Skenario Anamnesis. Kegiatan lokakarya ini merupakan salah satu kegiatan dari aktifitas Perbaikan Pembelajaran Anamnesis yang juga merupakan bagian dari Program 4, yaitu Penguatan Kemampuan Penalaran Klinis (Clinical Reasoning) Mahasiswa Untuk Mendukung Pencapaian Kompetensi.
Lokakarya yang bertempat di GKU DR Sardjito dihadiri oleh perwakilan dari Dekanat FK UII, Prodi serta tim blok dan dibuka langsung oleh wakil dekan FK UII, dr Titik Kuntari MPH berlangsung mulai pukul 08.30 hingga pukul 16.30. Dihadirkan dua pemateri dalam kegiatan lokakarya ini, yaitu dr. Tridjoko Hadianto DTM&H, M.Kes dan dr. Santosa Budiharjo, M.Kes. PA. Kedua pemateri ini merupakan pakar-pakar yang memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam pembelajaran keterampilan komunikasi di institusinya, FK UGM.
Sesi pertama dibuka dr. Tridjoko dengan memaparkan Teori Penyusunan Skenario Anamnesis. Beliau menegaskan bahwa skenario merupakan tulisan yang digunakan sebagai penuntun yang merupakan jembatan antara gagasan yang dimiliki konseptor dan aktor yang akan menjalankan peran sehingga gagasan dapat diperankan sesuai dengan kenyataan. Skenario yang baik adalah skenario yang tertulis secara jelas dan dapat diperankan secara baik. Sehingga ada dua hal utama yang perlu disiapkan dalam penyusunan skenario untuk pembelajaran keterampilan komunikasi yang baik, yaitu menyusun skenario tertulis dengan jelas serta menyiapkan agar skenario dapar diperankan dengan baik. Skenario yang jelas harus ditulis secara lengkap, tidak hanya secara substansi topik terkait penyakit secara umum namun juga termasuk di dalamnya harus mencakup akting yang harus dilakukan oleh aktor. Penyiapan skenario agar dapat diperankan dengan baik adalah dengan melatih secara khusus aktor yang akan berperan sebagai pasien simulasi.
Pada sesi kedua dr Santosa berbagi pengalaman mengenai berbagai upaya yang telah dilakukan FK UGM dalam mengembangkan proses pembelajaran keterampilan komunikasi (anamnesis) dan dalam penyusunan skenario anamnesis. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan pembelajaran keterampilan komunikasi, sebagaimana disampaikan dr Santosa, diantaranya adalah kurikulum, rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta topik keterampilan komunikasi anamnesis yang akan diajarkan. Dalam penyusunan desain pembelajaran keterampilan komunikasi juga hendaknya tidak melupakan konsep dari pembelajaran keterampilan secara umum, yaitu dengan memperhatikan tahapan penguasaan mahasiswa serta memperhatikan waktu yang dibutuhkan mahasiswa untuk menguasai sebuah keterampilan. Pembelajaran keterampilan harus dimulai dari yang sederhana ke yang kompleks. Dan mahasiswa membutuhkan proses latihan yang berulang kali hingga akhirnya dapat menguasai sebuah keterampilan dengan baik.
Sesi ketiga, peserta dibagi dalam enam kelompok, yang masing-masing kelompok diminta untuk menyusun dua buah skenario anamnesis sesuai dengan materi yang telah disampaikan oleh para pakar sebelumnya. Dan di akhir, pada sesi keempat, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil skenario anamnesis yang dibuat untuk mendapatkan feedback dari dr. Tridjoko.
Sebagai penutup, dr. Tridjoko mengajak para peserta lokakarya untuk merefleksikan beberapa hal yang berhasil didapat melalui kegiatan lokakarya ini. Para peserta secara antusias menyampaikan pencapainnya masing-masing serta manfaatnya secara umum bagi institusi FK UII. Bahwa melalui lokakarya ini diharapkan dapat dihasilkan skenario-skenario anamnesis yang berkualitas, yang mampu meningkatkan kemampuan clinical reasoning mahasiswa., sebagai salah satu kompetensi yang harus mereka kuasai saat lulus menjadi dokter nantinya.