KESEHATAN MERUPAKAN NIKMAT ALLAH YANG TIDAK TERKIRA

 

Kesehatan merupakan modal paling utama dalam kita mengarungi kehidupan di dunia ini. Kita dapat beraktivitas melakukan berbagai macam kegiatan, hanya karena kita memiliki sesuatu yang bernama sehat. Kecenderungan kita, baru merasakan pentingnya suatu nikmat, kalau hal tersebut sudah berkurang atau bahkan hilang sama sekali dari diri kita. Menurut H. Moh. Komarudin, sehat menjadi sebuah kebutuhan dan juga sehat menjadi modal dasar aktifitas sehari-hari, seperti dilansir dalam portal Kemenag DKI (https://dki.kemenag.go.id/berita/kesehatan-sebuah-menjadi-kebutuhan).

Makna sehat seringkali kita artikan bahwa apabila seseorang secara fisik selamat dari penyakit, padahal hakikat sehat itu adalah apabila seluruh komponen kepribadian yang terdiri dari: fisik, psikis, spritual, sosial dalam kondisi normal dan berfungsi sebagaimana mestinya. Untuk mewujudkan kesehatan yang komprehensif tersebut, utamanya dari komponen kejiwaan modal dasarnya adalah meyakini sepenuh hati sifat-sifat dan perbuatan Allah Yang Maha Adil, Maha Penyayang, Maha Pembalas, dan sifat sifat`sifat lain yang dikenal dengan Asmaul Husna (Abdul Hadi).

Keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya di dominasi oleh perorangan, akan tetapi juga harus dimiliki oleh kelompok dan bahkan oleh masyarakat (Khairul Anam, 2016). Dalam UU Kesehatan RI No. 36 Tahun 2009, “Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis”. Hal ini berarti bahwa kesehatan pada diri seseorang atau individu itu mencakup aspek fisik, mental, spiritual dan sosial demi tercapainya keadaan yang sejahtera bagi seseorang baik dengan produkivitasnya dan juga ekonominya.

Sedangkan saat kita dalam keadaan sakit, maka sudah tentu kita akan terhambat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, salah satunya yaitu ibadah kepada Allah SWT. Namun sakit sebenarnya adalah cara Allah memberitahu kita bahwa tubuh yang kita miliki adalah amanah dariNya yang perlu kita jaga kesehatannya.

Oleh karena itu kita harus selalu bersyukur atas segala yang Allah berikan kepada kita, dalam kondisi sehat maupun sakit. Di dalam Al Qu’ran Surat Ibrahim ayat 7 Allah telah mengingatkan kita, Lain syakartum la azidannakum wala in kafartum Inna ‘adzabi lasyadid (QS: Ibrahim:7). Ayat tersebut menjelaskan tentang anjuran bersyukur. Dalam ayat tersebut disampaikan bahwa barang siapa yang bersyukur maka akan ditambah nikmatNya. Namun bagi orang yang kufur nikmat maka ia akan disiksa.

Dalam QS Al-Nahl: 18 Allah SWT berfirman “Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh manusia sangat zalim dan banyak mengingkari nikmat.” Hal ini dapat disimpulkan bahwa saat kita sedang sehat maupun sedang sakit, kita perlu mensyukuri nikmatNya. Manusia diberi nikmat sakit dengan tujuan agar manusia Allah SWT senantiasa bersabar kuat dalam menghadapi ujian sakit. Sebaliknya apabila manusia diberi nikmat sehat adalah cara Allah menguji syukur kita kepada Allah SWT.

Referensi:

Anam, Khairul, 2016. Pendidikan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dalam Presfektif Islam. Jurnal Sagacious Vol. 3 No. 1 Juli-Desember 2016.

Hadi, Abdul, Konsep Dan Praktek Kesehatan Berbasis Ajaran Islam. Universitas Islam Jakarta, Indonesia

Kementerian Agama DKI Jakarta, 2018. Kesehatan Sebuah Menjadi Kebutuhan. https://dki.kemenag.go.id/berita/kesehatan-sebuah-menjadi-kebutuhan [diakses tanggal 12 Mei 2023].

Pemerintah Republik Indonesia, 2009. Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang Kesehatan. Lembaran Negara RI Tahun 2009. Sekretariat Negara. Jakarta.

Nama : Marfi Kurniati

NIK : 157112502