Gejala Kanker Serviks dan Vaksin Pencegahannya
Artikel ini memuat tentang Gejala Kanker Serviks dan Vaksin Pencegahannya yang disampaikan pada Talkshow Good Life Solusi Sehat di Radio UNISI pada Senin, 4 Juli 2022.
Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Hampir seluruh kasus kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papiloma Virus). Ada ratusan jenis virus HPV, namun hanya 14 jenis yang mendapatkan kanker dan 70% dari kejadian kanker serviks disebabkan oleh virus HPV tipe 16 dan 18.
Berdasarkan data yang dipaparkan Kemenkes pada tanggal 31 Januari 2019, terdapat kasus kanker serviks sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk. Prevalensi kanker tertinggi adalah provinsi DI Yogyakarta yaitu 4,86 per 1000 penduduk. Tingginya kasus kanker serviks di Indonesia membuat WHO menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penderita kanker serviks terbanyak di dunia. Ironisnya, 80% dari penderita kanker serviks datang dalam stadium lanjut, dan 94% pasien dari kasus tersebut meninggal dalam 2 tahun.
Gejala kanker serviks yang timbul yaitu pendarahan dari vagina yang tidak normal, seperti perdarahan di luar periode menstruasi, perdarahan setelah berhubungan seks, atau setelah menopause, nyeri di perut bagian bawah atau panggul, mengalami kelelahan yang berlebihan, perubahan jadwal BAB(Buang Air Besar), nyeri saat berhubungan seks, dan keputihan yang tidak normal.
Meskipun demikian, ada cara untuk pencegahan kanker serviks adalah sebagai berikut.
- Vaksinasi HPV
Siapa yang Harus Mendapatkan Vaksin HPV?
- Vaksinasi HPV direkomendasikan pada usia 11-12 tahun. Vaksin HPV dapat diberikan mulai usia 9 tahun. Semua praremaja membutuhkan vaksinasi HPV, sehingga mereka terlindungi dari infeksi HPV yang menyebabkan kanker dikemudian hari
- CDC merekomendasikan bahwa anak berusia 11 hingga 12 tahun menerima dua dosis vaksin HPV dengan jarak 6 hingga 12 bulan. Dosis pertama secara rutin direkomendasikan pada usia 11-12 tahun. Vaksinasi dapat dimulai pada usia 9 tahun.
- Hanya diperlukan dua dosis jika dosis pertama diberikan sebelum ulang tahun ke-15. Anak-anak berusia 9 hingga 14 tahun yang telah menerima dua dosis vaksin HPV dengan jarak kurang dari 5 bulan akan membutuhkan dosis ketiga.
- Remaja dan dewasa muda usia 15 hingga 26 tahun, membutuhkan tiga dosis vaksin HPV.
- Tiga dosis juga direkomendasikan untuk orang berusia 9 hingga 26 tahun yang memiliki sistem kekebalan yang lemah.
- Vaksinasi tidak dianjurkan untuk semua orang yang berusia lebih dari 26 tahun.
- Beberapa orang dewasa berusia 27 hingga 45 tahun yang belum divaksinasi dapat memutuskan untuk mendapatkan vaksin HPV setelah berbicara dengan dokter tentang risiko infeksi HPV baru dan kemungkinan manfaat vaksinasi bagi mereka. Vaksinasi HPV pada rentang usia ini memberikan manfaat yang lebih kecil, karena lebih banyak orang dalam rentang usia ini yang telah terpapar HPV.
- Vaksin ini mulai menjadi program pemerintah (belum semua daerah) yang diberikan pada siswa kelas 5 dan 6 SD.
- Melakukan hubungan seksual yang aman dan sehat
Deteksi dini kanker serviks bisa dilakukan dengan pap smear. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan secara berkala oleh wanita yang telah aktif berhubungan seksual. Sejak usia 21 tahun, kamu sudah perlu melakukan pap smear setidaknya 3 tahun sekali hingga usia 65 tahun.
Oleh:
dr. Vita Widyasari, MPH,Ph.D
[email protected]