[:id]DARI MAKAN TURUN KE HATI[:]

[:id]

DARI MAKAN TURUN KE HATI

Makan: Bukan Hanya Soal Memenuhi Kebutuhan Fisik

Penulis: Irena Agustiningtyas (097110404)

Masih ingat bagaimana tubuh mengelola makanan yang kita makan? Ya, makanan akan melalui perjalanan panjang, mulai dari dicerna di mulut hingga sampai ke usus. Makanan yang sudah berupa partikel-partikel kecil, diserap oleh sel usus masuk ke peredaran darah. Sari makanan akan beredar ke seluruh tubuh dan memberikan efek pada fisik dan ruh.

Salah satu hal penting untuk diperhatikan dalam kehidupan adalah memikirkan apa yang kita makan. Dikisahkan seorang wanita shalihah menasihati suaminya: “Wahai suamiku, bertakwalah kepada Allah saat mencari rezeki untuk kami. Karena sesungguhnya kami mampu menahan lapar dan dahaga, akan tetapi kami tak mampu menahan panas api neraka”. Dari Jabir bin Abillah ra., Rasulullah saw bersabda: “Wahai Ka’ab bin ‘Ujrah, tidaklah daging manusia tumbuh dari barang yang haram kecuali neraka lebih utama atasnya (HR. Tirmidzi).

Begitu luar biasanya efek makanan ke dalam tubuh kita sehingga banyak dikisahkan oleh Rasulullah saw dan para sahabat untuk menjaga masalah makan. Firman Allah swt: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi” (QS 2:168). Apa yang harus kita lakukan dengan ayat dan pesan nabi mengenai makanan? Sehingga hati kita selalu terjaga dalam kebaikan dan sensitif terhadap hal yang membawa ke arah keburukan. Ikhtiar yang dapat kita lakukan antara lain:

  1. Pastikan rezeki yang sampai di tangan kita halal. Bagaimana memastikannya? Jika kita seorang pegawai kantor, maka slip gaji menjadi hal yang penting untuk mencocokkan apa yang masuk ke dalam rekening. Selalu kita pastikan sesuai atau tidak. Jika ada rupiah yang bukan menjadi hak kita, tidak bisa cuek, karena menjadi hal syubhat, yang lebih dekat dengan keharaman.
  2. Pilih makan yang baik, dengan mengikuti aturan gizi seimbang. Ada bagian porsi karbohidrat, protein, vitamin dan mineral dalam setiap yang kita makan dengan jumlah seimbang. Meninggalkan fastfood, salah satu ikhtiar menjaga makanan kita tetap dalam keadaan baik. Makanan sehat tidak selalu mahal.
  3. Mengikuti akhlak nabi ketika makan. “… dan apabila hendak makan, maka beliau mencuci kedua tangan terlebih dahulu (HR. An Nasai dan Ahmad). Saat makan, Rasul menganjurkan untuk makan bersama-sama: “Berkumpullah kalian dalam menyantap makanan kalian, karena di dalam makan bersama itu akan memberikan berkah kepada kalian (HR. Abu Dawud). Makna berkah menurut Imam Al Ghazali adalah bertambahnya kebaikan. Mulakan makan dengan membaca basmallah. dan jika lupa mengucapkan di awal, maka hendaklah mengucapkan “Bismillahi awwalahu wa akhirohu”. Makan dengan menggunakan tangan kanan, serta makan dari yang terdekat. Ketika minum, Rasul mengajarkan untuk meneguknya tiga kali dan tidak diperkenankan meniup makanan dan minuman yang masih dalam keadaan masih panas. Diakhiri dengan ayat: “Makan dan minum tapi jangan berlebihan” (QS 7:31).

Begitu sempurna agama ini mengajarkan kebaikan, bahkan mengenai makanan yang menjadi penggerak fisik dan ruh tubuh kita. Mari bersama-sama kita hindarkan diri dari makan yang haram dan mengikuti akhlak nabi dalam makan agar kita berhak mendapatkan surga Allah swt.

 

 [:]