Berbaik Sangka sebagai Pencegahan Stress dan Penenang Hati

 

Stress merupakan suatu kekuatan, beban, ketegangan, atau upaya yang kuat pada sesuatu ataupun seseorang. Pada pengertian lain dapat juga didapatkan stress adalah gangguan keseimbangan tubuh akibat adanya stressor atau rangsangan terhadap fisik maupun psikis. Stress dapat disebabkan oleh pikiran atau perasaan negatif tentang diri sendiri (Lumban Gaol, 2016). Rasulullah Shalalllahu Alaihi Wassalam bersabda “Jauhkanlah dirimu dari prasangka buruk karena sesungguhnya prasangka itu adalah perkataan yang paling bohong” hadits riwayat Muttafaqun Alaihi. Dalam hal ini prasangka yang berisi anggapan, pendapat, dan keyakinan yang kurang baik dapat menjadi salah satu penyebab stress. Padahal, Rasulullah SAW saja memerintahkan untuk menjauhi hal tersebut. Selain dosa, berburuk sangka juga sangat merugikan tubuh karena stress dapat memicu banyak hal buruk. Jika tubuh stress, maka fisik juga terganggu.

Tubuh stress akan menyebabkan efek pada tubuh. Seperti tidak mau makan, tidak dapat tidur, semakin cemas, hingga depresi. Stress harus dicegah sedini mungkin. Salah satu upaya yaitu menjauhi prasangka buruk, pikiran buruk, dan perasaan buruk dengan cara berbaik sangka. Berbaik sangka, positive thinking, atau husnudzon adalah sebuah pemikiran yang membuat diri ini merasa lebih baik, lebih nyaman, lebih puasa, dan dapat mencapai sesuatu. Untuk dapat melakukan hal tersebut paling mudah dimulai dengan dengan memandang segala sesuatu secara dari sisi baiknya. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Shokrpour, N., et.al pada tahun 2021 melihat skor dari stress, kecemasan, dan depresi di awal penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan training atau pelatihan untuk positive thinking dan diakhiri dengan pengambilan skor stress, cemas, dn depresi sesudahnya. Hasil peneltiain menunjukkan skor sebelum dan sesudahnya berkurang secara signifikan. Selain itu, penelitian lain yang dilakukan oleh Pourdavarani A, et.al pada tahun 2024 yang berjudul “The effect of positive thinking training on anxiety and happiness among older adults: A quasi-experimental study” menunjukkan bahwa kebanyakan lansia yang sudah dilakukan pelatihan positive thinking mengalami tingkat kecemasan yang lebih sedikit dan merasa lebih bahagia untuk menjalani hari-hari.

Berbaik sangka tidak ada ruginya sama sekali. Karena dengan hal itu dapat mengurangi masalah psikis. Jadi, sebagai hamba Allah yang beriman dan walaupun sulit harus dicoba untuk berprasangka baik. Karena Allah selalu bersama prasangka hambanya. Dalam hadits Rasulullah bersabda bahwa Allah berfirman “Aku sesuai dengan prasangka seorang hamba terhadap-Ku. Jika dia berprasangka baik, maka akan mendapatkan kebaikan. Jika dia berprasangka buruk kepada-Ku, maka dia juga akan mendapatkan keburukan itu”. Jadi, dengan berbaik sangka, tubuh menjadi bugar, pikiran segar, tubuh sehat, terhindar dari masalah mental, dan disayang oleh Allah.

Lumban Gaol, N.T. (2016), “Teori Stres: Stimulus, Respons, dan Transaksional”, Buletin Psikologi, Vol. 24 No. 1, p. 1.

Pourdavarani A, Farokhzadian J, Forouzi MA, Shahraki SK. The effect of positive thinking training on anxiety and happiness among older adults: A quasi-experimental study. J Educ Health Promot. 2024 Feb 26;13:65. doi: 10.4103/jehp.jehp_1799_22. PMID: 38559474; PMCID: PMC10979770.

Shokrpour N, Sheidaie S, Amirkhani M, Bazrafkan L, Modreki A. Effect of positive thinking training on stress, anxiety, depression, and quality of life among hemodialysis patients: A randomized controlled clinical trial. J Educ Health Promot. 2021 Jun 30;10:225. doi: 10.4103/jehp.jehp_1120_20. PMID: 34395662; PMCID: PMC8318152.

AGNES WULANDARI