Lokakarya Penyusunan KBK FKUII 2005 yang Disempurnakan
Sabtu, 30 April 2011 bertempat di ruang 2.18 kampus Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) telah diadakan kegiatan lokakarya Perbaikan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) FK UII 2005. Kegiatan lokakarya ini merupakan bagian dari pelaksanaan PHK PKPD untuk anggaran 2011 dan merupakan awal dari serangkaian kegiatan dalam rangka perbaikan KBK FK UII 2005.  Acara yang dihadiri oleh segenap jajaran dekanat  dan prodi FK UII, koordinator tim blok serta wakil dari setiap  departemen dibuka langsung oleh Dekan FK UII dr. Isnatin Miladiyah,  M.Kes. Dalam sambutannya Ibu Dekan menegaskan tentang pentingnya  kegiatan perbaikan kurikulum ini sebagai bentuk upaya FK UII untuk terus  meningkatkan kualitas proses pendidikan di FK UII.  
Materi pertama disampaikan oleh Prof. dr.  Hardiyanto Soebono Sp.KK(K). Sebagai ketua KKI (Konsil Kedokteran  Indonesia) beliau memaparkan tentang Challange and Opportunity dalam  pengembangan institusi pendidikan dokter di Indonesia. Diawali dengan  pemaparan sejarah perkembangan sistem pendidikan di Indonesia, Prof.  Hardiyanto menyampaikan bahwa hingga tahun 2011 ini di Indonesia telah  berdiri 71 program studi pendidikan dokter dengan distribusi terbesar di  Pulau Jawa. Dari 71 prodi pendidikan dokter tersebut kurang lebih baru  separuhnya yang telah terakreditasi. Hal ini merupakan salah satu  tantangan besar bagi pendidikan dokter di Indonesia, termasuk FK UII,  karena saat ini telah diberlakukan borang akreditasi yang baru yang  lebih dapat memberikan gambaran proses dan kualitas pendidikan di  fakultas kedokteran. Akreditasi, penjaminan mutu dan standar pendidikan  kedokteran disampaikan oleh Prof. Hardiyanto sebagai isu-is global yang  penting diperhatikan oleh FK UII dalam menyusun kurikulum pendidikan di   FK UII.Tak kalah penting dengan isu-isu global, terdapat beberapa  isu-isu nasional yang juga harus menjadi pertimbangan dalam penyusunan  kurikulum di FK UII. Diantara isu-isu nasional tersebut adalah masih  belum meratanya distribusi lulusan dokter, lemahnya kompetensi lulusan  dokter di area kesehatan masyarakat serta rencana perbaikan dari SKDI.  Diharapkan KBK 2005 yang disempurnakan dapat menjawab  tantangan-tantangan tersebut. 
Materi kedua disampaikan oleh dr. Titi Savitri,  M.Med. Ed, PhD dari FK UGM yang merupakan seorang pakar di bidang  pendidikan kedokteran dengan minat utama di bidang kurikulum. Beliau  memaparkan tentang teknis penyusunan kurikulum, baik dari makro, meso  maupun mikro kurikulum. Penyusunan makrokurikulum akan menghasilkan peta  kurikulum yang mencakup tema fase dan blok pendukung, sedangkan  penyusunan mesokurikulum akan diperoleh blue print blok. Dan hasil dari  penyusunan mikrokurikulum adalah buku panduan blok untuk mahasiswa dan  tutor. 
Keluaran yang diharapkan dari lokakarya ini adalah  tersusunnya rancangan mesokurikulum uuntuk KBK FK UII 2005 yang  disempurnakan. Sebagai bahan pertimbangan penyusunan rancangan  mesokurikulum, maka pada sesi ketiga dr. Umatul Khoiriyah sebagai Ketua  MEU (Medical Education Unit) memaparkan hasil evaluasi lengkap KBK FK  UII 2005 yang sebelumnya telah dilakukan melalui berbagai kegiatan,  salah satunya lokakarya evaluasi KBK FK UII 2005.  
Setelah mendapat pemaparan tentang challange dan  opportunity untuk pengembangan pendidikan dokter serta teknis penyusunan  kurikulum dan berbagai asupan hasil evaluasi KBK FK UII 2005 maka  peserta lokakarya yang hadir dibagi dalam beberapa kelompok kecil yang  didampingi oleh seorang fasilitator melakukan FGD untuk mendiskusikan  rancangan peta kurikulum. 
Kegiatan penyusunan KBK FK UII 2005 yang  disempurnakan tidak berhenti di lokakarya ini saja namun akan  dilanjutkan oleh serangkaian kegiatan lainnya hingga dihasilkan sebuah  draft KBK FK UII 2005 yang disempurnakan secara lengkap. Salah satu  kegiatan lanjutan dari lokakarya ini adalah in house training penyusunan  mikrokurikulum yang akan dilaksanakan di awal Mei serta pendampingan  penyusunan KBK FK UII 2005 yang disempurnakan oleh tenaga ahli.

