Dengan Salat, Kita Ingat: Manfaat Salat sebagai Pencegahan Demensia

 

Tujuan penciptaan manusia tak lain dan tak bukan adalah untuk beribadah kepada Allah semata. Salah satu amal ibadah yang tak pernah lepas dari kehidupan sehari-hari kita adalah salat, terutama salat wajib lima waktu. “Salat adalah tiang agama,” adalah kalimat yang tentu tidak asing bagi umat Islam seluruh dunia. Salat menjadi amal ibadah umat manusia yang akan dihisab pertama kali sehingga sungguh merugi orang-orang yang meninggalkan salatnya. Perintah salat ini tercantum dalam salah satu firman Allah:

وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَارْكَعُوْا مَعَ الرّٰكِعِيْنَ

Artinya: “Tegakkanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” (QS. Al-Baqarah [2]: 43) (Al-Qur’an, n.d.)

Kini, hikmah dari setiap perintah Allah mulai terungkap secara saintifik satu persatu. Salat juga tidak terlepas dari keistimewaannya. Ibadah salat ternyata memiliki manfaat dalam menjaga kemampuan kognitif dan motorik otak. Kemampuan otak yang terjaga dapat menurunkan risiko penyakit neurodegeneratif, salah satunya adalah demensia.

Demensia adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan penurunan fungsi kognitif otak. Fungsi kognitif ini mencakup memori, orientasi, pemahaman, kemampuan berhitung, belajar, berbahasa, penilaian, hingga kemampuan berpikir. Penyakit ini menyebabkan seseorang kehilangan independensi atas dirinya sendiri. Demensia bersifat progresif dan banyak menyerang di usia tua. Demensia yang umum terjadi adalah demensia akibat penyakit Alzheimer. Salah satu ciri-ciri demensia adalah penderita yang kehilangan ingatan jangka pendek (Wiliyanarti, 2023). Demensia merupakan penyakit yang kompleks karena melibatkan kelainan di tingkat molekuler dan seluler dari otak (Grande et al., 2020). Demensia harus didiagnosis sedini mungkin untuk mencegah risiko komplikasi. Sayangnya, seringkali demensia baru terdiagnosis di tahap lanjut penyakit (Teh et al., 2021).

Studi menyatakan bahwa salat dan latihan fisik berdampak signifikan terhadap kemampuan kognitif pada orang berusia 60 tahun ke atas (Boy et al., 2022). Dalam salat, kita melakukan aktivitas fisik yang disertai aktivitas mental, seperti melantunkan Al-Qur’an dan berkonsentrasi. Selain itu, durasi salat yang dilakukan setiap harinya sebanyak lima waktu dapat memberikan efek terhadap kognitif (Bai et al., 2012). Salat juga dapat meningkatkan kualitas hidup lansia dengan menurunkan tingkat depresi dan memberikan efek relaksasi seperti pada meditasi (Amir et al., 2022). Hal ini penting untuk menunjang kemampuan kognitif yang cenderung menurun pada usia lanjut.

Setiap komponen salat bermanfaat dalam menjaga kemampuan otak. Misalnya, waktu pelaksanaan salat yang memiliki jadwal tersendiri, gerakan salat yang harus dilakukan dengan benar, serta membaca bacaan salat atau ayat Al-Qur’an dengan jelas dapat mempertajam kemampuan kognitif (Teh et al., 2021). Pada gerakan sujud, posisi kepala yang lebih rendah daripada jantung akan meningkatkan suplai darah ke otak sehingga berefek positif terhadap fungsi memori, konsentrasi, mental, dan juga kemampuan melaksanakan pekerjaan (Chamsi-Pasha & Chamsi-Pasha, 2021).

Terapi penyembuhan demensia belum ditemukan hingga sekarang. Namun, demensia dapat dicegah dan diperlambat progresivitasnya dengan melakukan modifikasi terhadap faktor risiko dan penyebab demensia (Kurniasih & Pradana, 2022). Salat dapat mencegah maupun menghambat perkembangan dari demensia. Tidak hanya itu, salat dibutuhkan untuk mengurangi gejala demensia pada lansia, misalnya gejala neuropsikiatri, penurunan kognisi, dan gangguan tidur (Britt et al., 2023). Oleh karena itu, jangan sampai kita melewatkan keindahan dan kenikmatan yang Allah berikan dalam salat dan ibadah kita sehari-hari. Semoga kita senantiasa dalam lindungan Allah.

Oleh:

Muhammadiena Ramadhannisa Wijayanto

22711064

Referensi:

Al-Qur’an. (n.d.). Kemenag RI. Retrieved June 13, 2024, from https://quran.kemenag.go.id/

Amir, S. N., Juliana, N., Azmani, S., Abu, I. F., Talib, A. H. Q. A., Abdullah, F., Salehuddin, I. Z., Teng, N. I. M. F., Amin, N. A., Azmi, N. A. S. M., & Aziz, N. A. S. A. (2022). Impact of Religious Activities on Quality of Life and Cognitive Function Among Elderly. Journal of Religion and Health, 61(2), 1564–1584. https://doi.org/10.1007/s10943-021-01408-1

Bai, R., Ye, P., Zhu, C., Zhao, W., & Zhang, J. (2012). Effect of salat prayer and exercise on cognitive functioning of Hui muslims aged sixty and over. Social Behavior and Personality, 40(10), 1739–1748. https://doi.org/10.2224/sbp.2012.40.10.1739

Boy, E., Hasanah, N., Freeman, C. A., & Furqoni, A. (2022). The Effectivity of Shalat on Cognitive Function in the Elderly. Magna Medika: Berkala Ilmiah Kedokteran Dan Kesehatan, 9(1), 17–24.

Britt, K. C., Richards, K. C., Acton, G., Hamilton, J., & Radhakrishnan, K. (2023). Older Adults with Dementia: Association of Prayer with Neuropsychiatric Symptoms, Cognitive Function, and Sleep Disturbance. Religion (Basel), 13(10).

Chamsi-Pasha, M., & Chamsi-Pasha, H. (2021). A review of the literature on the health benefits of salat (Islamic prayer). Medical Journal of Malaysia, 76(1), 93–97.

Grande, G., Qiu, C., & Fratiglioni, L. (2020). Prevention of dementia in an ageing world: Evidence and biological rationale. Ageing Research Reviews, 64(February), 1–9. https://doi.org/10.1016/j.arr.2020.101045

Kurniasih, E., & Pradana, A. A. (2022). Telaah Pengetahuan Keluarga Akan Kondisi Demensia pada Lansia. Jurnal Ilmu Kesehatan Dharmas Indonesia, 02(1), 16–22.

Teh, H. L., Suan, M. A. M., Ahmad, R., & Yahya, M. H. (2021). Development and validation of Dementia Solat Score for detecting cognitive impairment among Muslim patients: A pilot study. Neurology Asia, 26(4), 767–775. https://doi.org/10.54029/2021NPW

Wiliyanarti, P. F. (2023). Demensia (Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Demensia). Eureka Media Aksara.