Bahaya Marah dan Kejadian Stroke

 

لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ

“Jangan kamu marah, maka bagimu Surga (akan masuk Surga).” (HR Ath-Thabrani).

Rasulullah SAW menyampaikan pesan kepada umatnya agar mampu menahan amarah, karena dengan menahan amarah, seseorang mampu mengendalikan diri. Ketika seseorang mampu mengendalikan diri tentunya tercipta ketenangan.

Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa seseorang dengan level marah yang tinggi memiliki risiko 2 kali lipat terkena stroke dibanding dengan seseorang yang level kemarahannya rendah.1 Penelitian lain menggunakan alat ukur yang sama yaitu Spielberger Anger-Out Expression Scale, pada 13851 subyek. Penelitian ini dilakukan dengan mengamati kondisi pasien selama 6,4 tahun dan hasilnya kadar marah berhubungan dengan risiko stroke.2 Dari penelitian-penelitian tersebut juga melakukan observasi pada pasien yang mengalami serangan stroke akut. Disebutkan bahwa pada pasien yang datang ke RS dengan stroke akut, sebelumnya mengalami kemarahan pada 1 jam sebelumnya, 2 jam sebelumnya atau 1 hari sebelum onset stroke.

Beberapa hipotesis menjelaskan hubungan antara marah dengan kejadian stroke. Pada seseorang dengan temperamen yang mudah marah kemungkinan memiliki tingkat aktivasi fisiologis yang tinggi khususnya aktivasi simpatis. Kondisi ini menyebabkan kerusakan endothelial, peningkatan kekakuan pembuluh darah dan peningkatan tekanan darah. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa marah yang kronis pada laki-laki menyebabkan risiko hipertensi dan berlanjut ke penyakit kardiovaskuler.3 Marah juga menyebabkan peningkatan pelepasan kortisol bersamaan dengan aktivasi aksis hipotalamus-hipofisis, menyebabkan timbunan plak, meningkatkan respon inflamasi dan protrombotik, peningkatan agregasi trombosit dan viskositas plasma serta penurunan potensi fibrinolitik.4

Adanya penelitian serta hipotesis yang menyatakan hubungan marah dengan kejadian stroke tersebut, maka menguatkan alasan mengapa Rasulullah berpesan kepada umatnya supaya mampu menahan amarah. Cara untuk mengendalikan marah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah:

  1. Membaca kalimat Ta’awudz
  2. Berusaha diam dan jaga lisan
  3. Mengambil posisi lebih rendah (Rasulullah bersabda: “Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur.” (HR. Ahmad, Abu Daud dan perawinya dinilai shahih oleh Syuaib Al-Arnauth)
  4. Berwudhu

Daftar Pustaka

  1. Everson SA, Kaplan GA, Goldberg DE, Lakka TA, Sivenius J, Salonen JT. Anger expression and incident stroke: prospective evidence from the Kuopio ischemic heart disease study. Stroke. 1999;30:523–528. [PubMed]
  2. Williams JE, Nieto FJ, Sanford CP, Couper DJ, Tyroler HA. The association between trait anger and incident stroke risk: the Atherosclerosis Risk in Communities (ARIC) Study. Stroke. 2002;33:13–19. [PubMed]
  3. Ohira T. Psychological distress and cardiovascular disease: the Circulatory Risk in Communities Study (CIRCS) J Epidemiol. 2010;20:185–191. [PMC free article] [PubMed]
  4. Girard D, Tardif JC, Boisclair Demarble J, D’Antono B. Trait hostility and acute inflammatory responses to stress in the laboratory. PLoS One. 2016;11:e0156329. [PMC free article] [PubMed]

Fery Luvita Sari

117110406