[:id]Selebriti Camp, Athaya Hanin Nabilah Fahsa, Wisudawan Termuda UII, [:]

IMG_6349

[:id] 

IMG_6067IMG_6349

Foto Wibowo/Istimewa

Kaliurang (UII) – Wisuda Universitas Islam Indonesia (UII), paada Sabtu, 02 Sya’ban 1438 H / 22 April 2017 / 22 April 2017 menjadi terasa sangat berbeda bagi salah satu wisudawan. Athaya Hanin Nabilah Fahsa, yang biasa akrab di panggil Nabila, yang merupakan mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Indonesia (UII) dinyatakan sebagai wisudawan termuda dalam usia 18 tahun.

Perempuan kelahiran Pekan Baru, 15 Juni 1998 ini menyelesaikan pendidikan strata satu, di Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD), Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Indonesia (UII) dalam waktu 3 tahun, 6 bulan.

Selama menjalankan studi, Nabila selalu masuk progam akselerasi (percepatan). Pendidikan dasar di SD Negeri 001 Sail (026) Pekanbaru diselesaikan selama 5 tahun. Melanjutkan pendidikan ke sekolah favorit, yakni SMP Negeri 4 Pekanbaru dan SMA Negeri 8 Pekanbaru, yang dia selesaikan masing-masing 2 tahun, karena impiannya ingin menjadi dokter sehingga saat di terima pada Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Indonesia (UII) dalam usia 15 tahun.

Ditanya mengapa memilih FK UII, Nabila pun bercerita, pada awalnya, seperti kebanyakan siswa SMA lainnya, target saya adalah perguruan tinggi negeri. Namun pada kenyataannya terdapat banyak hal dan ada satu-dua konflik internal yang pada akhirnya membawa saya pada pilihan lain, perguruan tinggi swasta.

Kenapa UII, pada awalnya saya sudah diterima di beberapa perguruan tinggi swasta lain dengan program pendidikan yang sama, bahkan diterima di salah satu perguruan tinggi di negara tetangga dengan sejumlah potongan biaya dari program scholarshipnya, tapi dengan pertimbangan lokasi dan kenyamanan suasana kampus saya menjatuhkan pilihan di UII.

Lagipula saya yakin dengan embel ‘Islam’ nya In Syaa Allah akan memberikan sedikit banyak ilmu agama yang pasti akan bermanfaat dalam implementasi keilmuan saya di masyarakat nantinya.

“Dan Alhamdulillah saya cukup merasakan ‘Islam’ yang istimewa selama saya menjalani pendidikan pre-klinik 3,5 tahun di FK UII lewat berbagai program yang diterapkan”, kata Nabila.

Sementara itu, ditanya tentang motivasi, Nabila pun menambahkan bahwa Lillah (karena Allah SWT) dan mereka, orang-orang yang tak pernah hilang harapan atas diri saya. Sejak awal ikut program percepatan di sekolah bermula dari ‘iseng’ dan niat baik mengabulkan permintaan wali kelas saya untuk ikut program akselerasi pada saat itu, tapi ternyata program percepatan sekolah bikin ketagihan sampai saya di jenjang SMA.

Semuanya balik lagi ke niat awal, demi-Nya dan demi mereka yang selalu menaruh harap dan percaya pada diri saya; orangtua, keluarga, orang-orang terdekat, juga orang-orang yang saya temui dalam perjalanan menuju sekarang, dan orang-orang yang akan saya temui di kehidupan saya di waktu mendatang.

“Saya hanya mencoba untuk memberikan yang terbaik yang saya mampu dengan segala kelebihan dan kekurangan di diri saya walaupun mungkin masih belum maksimal akan saya usahakan untuk terus berbenah diri.”, tambahnya. Wibowo

 [:]