Perbedaan Pandangan tentang adanya Kekuatan Gaib sebagai Etiologi Gangguan Jiwa pada Mahasiswa

PERBEDAAN PANDANGAN TENTANG ADANYA KEKUATAN GAIB SEBAGAI ETIOLOGI GANGGUAN JIWA PADA MAHASISWA YANG BELUM DAN YANG SUDAH MENDAPATKAN BLOK KESEHATAN JIWA DI FAKULTAS KEDOKTERAN UII

Banyak ahli mensinyalir bahwa pembangunan material yang sedang berlangsung dii Indonesia selain memberikan dampak positif juga membawa dampak negatif pada segi kesehatan jiwa. Jumlah penderita gangguan jiwa baik yang ringan maupun berat semakin meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah tersebut mungkin masih lebih kecil dibandingkan dengan kenyataan sesungguhnya, karena tidak semua penderita gangguan jiwa minta bantuan kepada tenaga profesional di lembaga resmi, tetapi meminta bantuan kepada tenaga non profesional seperti tokoh masyarakat, ahli agama, dan dukun atau bahkan lebih banyak yang meminta antuan kepada tenaga non profesional dibandingkan dengan tenaga profesional. Diasumsikan bahwa stigma terhadap gangguan jiwa dalam psikiatri sulit untuk ihilangkan, maka dalam penelitian ini hendak diketahui seberapa jauh pandangan yang salah (stigma) terhadap gangguan jiwa dalam hal ini pandangan adanya kekuatan gaib sebagai etiologi gangguan jiwa pada mahasiswa belum dan yang sudah mendapatkan blok kesehatan jiwa di Fakultas Kedokteran UII.
Subyek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran UII, yang sudah mendapatkan blok kesehatan jiwa yaitu mahasiswa angkatan 2001 dan 2002 dengan jumlah responden 190 dan yang belum mendapatkan. blok kesehatan jiwa yaitu mahasiswa angkatan 2003 dan 2004 dengan jumlah responden 143 sehingga total responden berjumlah 333.
Waktu penelitian ditempuh bulan Februari-Mei 2005, tahap ini merupakan tahap pengisian kuesioner oleh subyek penelitian.
Dari penelitian didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan pandangan tentang adanya kekuatan gaib sebagai etiologi gangguan jiwa yang signifikan antara mahasiswa yang sudah mendapatkan blok kesehatan jiwa dengan yang belum mendapatkan blok kesehatan jiwa di FK UII,
jika dilihat dari skor jawaban kuesioner dengan hasil P = 0.000
2. Mahasiswa yang belum mendapatkan blok kesehatan jiwa lebih bersifat stigmatis dibandingkan mahasiswa yang sudah mendapatkan blok kesehatan jiwa dalam memandang tentang adanya makhluk halus (P = 0,003), guna-guna (P = 0,00), kutukan orang lain (P = 0,002), pusaka atau benda keramat (P = 0,00), tempat keramat sebagai etiologi gangguan jiwa (P = 0,00) dan memandang bahwa enderita gangguan jiwa lebih tepat dimintakan pertolongan kepada tenaga non medis misalnya dukun atau paranormal (P = 0,00).
3. Mahasiswa yang sudah mendapatkan blok kesehatan jiwa sama-sama tidak bersifat stigmatis karena memandang bahwa gangguan jiwa tidak dapat disebabkan karena banyak dosa (P = 0,482) dan sesaji yang salah (P = 0,149).

 Dosen pembimbing utama
dr. Prayitno Siswowijoto, Sp.Kj. 

 Dosen Pendamping
dr. Ana Fauziyati