langkah sederhana mencegah taxoplasmosis

LANGKAH SEDERHANA MENCEGAH TOXOPLASMOSIS
Oleh: dr. Titik Kuntari, MPH
Ana, seorang ibu muda, mengalami keguguran untuk yang kedua kalinya. Karena tidak ingin kehamilan berikutnya mengalami hal yang sama, Ana dianjurkan untuk melaksanakan serangkaian pemeriksaan, antaralain uji serologi darah. Dari hasil pemeriksaan serologi, dokter menyimpulkan Ana menderita Toxoplasmosis.
 
Toxoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit Toxoplasma gondii. Kucing merupakan inang utama parasit ini. Toxoplasma akan menggandakan diri dalam dinding usus kucing dan menghasilkan ookista yang keluar melalui feces kucing. Dalam beberapa hari ookista berubah menjadi bentuk yang infeksius bagi manusia tahan terhadap kondisi lingkungan. Manusia bisa mengalami infeksi terutama melalui makanan yang terkontaminasi kotoran tersebut. Wanita terutama wanita yang sedang hamil dan anak-anak merupakan golongan yang rentan terkena toxoplasmosis ini.
 
Infeksi pada manusia dewasa seringkali tidak bisa dikenali sejak dini karena sebagian besar kasus tidak bergejala atau hanya menimbulkan gejala ringan seperti demam ringan. Infeksi pada ibu hamil dapat menyebabkan infeksi kongenital pada janin yang dikandungnya sehingga menimbulkan gejala subklinis sampai berat berupa hidrosefalus, gangguan penglihatan (retinochoroiditis), gangguan pendengaran  sampai retardasi mental. Gejala lainnya antara lain hidrosefalus, demam, jaundice (kuning), memar/ perdarahan bawah kulit, anemia atau pembesaran limpa/ hati.

Mengingat bahaya yang ditimbulkan, terutama pada wanita hamil dan janinnya, perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan penularan toxoplasmosis ini. Beberapa langkah tersebut antara lain, pertama menghindari mengkonsumsi daging mentah atau setengah matang karena parasit ini juga bisa menginfeksi mamalia lain selain manusia. Selain itu, Toxoplasma hanya akan mati jika dipanaskan 700C selama 15-30 menit. Kedua, usahakan untuk selalu mencuci sayuran atau buah yang akan dikonsumsi serta pisau dan perkakas dapur lainnya sehingga kotoran yang mungkin melekat bisa dihilangkan.

Langkah ketiga, budayakan mencuci tangan dengan sabun sebelum mengolah dan mengkonsumsi makanan. Mencuci tangan dengan sabun atau disinfektan ternyata bermanfaat untuk mencegah penularan berbagai penyakit, di antaranya diare disentri dan juga toxoplasmosis ini. Langkah keempat, sedapat mungkin hindari kotak dengan tanah yang seringkali terkontaminasi kotoran kucing atau hewan lainnya. Jika kontak tidak bisa dihindari, lindungi tangan dengan sarung tangan dan biasakan mencuci tangan sesudahnya. Untuk wanita hamil, hindari kontak dengan kucing terutama dengan kotorannya. Pemeriksaan serologis untuk toxoplasmosis perlu dilakukan jika ada riwayat keguguran apalagi jika lebih dari satu kali.

Langkah berikutnya yang tidak kalah pentingnya adalah menyediakan tempat khusus untuk buang air (kecil dan besar) kucing, sehingga orang yang berniat/ senang memelihara kucing hendaknya juga melatih hewan peliharaannya tersebut untuk bisa buang air besar/ kecil pada tempatnya. Langkah ini setidaknya bisa membatasi tempat/lingkungan yang mungkin bisa terkena kotoran kucing.

    Selain itu, kucing yang kita pelihara sebaiknya kita beri makanan dalam jumlah yang cukup agar kucing merasa kenyang sehingga kucing tidak berkeliaran dan mencari makanan lainnya misalnya dengan menangkap tikus.kucing sebaiknya juga tidak menkonsumsi daging mentah karena toxoplasma bisa terkandung pada daging hewan/ mamalia lainnya. Melalui makanan yang terkontaminasi inilah, biasanya kucing tertular infeksi toxoplasma ini. Karena itu, ada baiknya kebiasaan kita memelihara kucing untuk memburu tikus-tikus rumah yang berkeliaran tersebut kita ubah, jangan sampai kita memecahkan masalah dengan masalah baru lainnya.