[:id]Karya Ilmiah Tentang Hipertesi, Kedokteran Juara I [:]

,
D:\Bowo\UII News_Des 2015\April 2017\20170402_170405_0024.jpg

[:id] 

D:\Bowo\UII News_Des 2015\April 2017\20170402_170405_0024.jpg

Caption : Tim Kedokteran UII saat menerima piala sebagai penghargaan atas juara I di ajang MUNSF FK USAKTI Jakarta. Foto : Wibowo/Istimewa

Kaliurang (UII News) – Menulis Paper tentang hipertensi, yang merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia, dan hipertensi menjadi penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberculosis, maka mahasiswa Kedokteran berhasil meraih juara 1 dalam acara Grand Final MUNSF (Medical Usakti National Scientific Fair).

Hal tersebut disampaikan oleh Helmi Zunan Tanuwijaya (Mahasiswa kedokteran angkatan 2014), sepulang mengikuti kegiatan Grand Final MUNSF (Medical Usakti National Scientific Fair) dilaksanakan pada Sabtu, 04 Rajab 1438 H/01 April 2017 bertempat di Fakultas Kedokteran, Universitas Trisakti, Jakarta.

Menurut Helmi, FK UII mengirimkan 2 tim yaitu dari cabang Literature Review dan Scientific Paper. Cabang Literature Review diikuti oleh Rafik Prabowo FK UII (2015) dan untuk cabang Scientific Paper diikuti oleh Alvyana Nikmatur Rahmah Khalidyah (2016), Firdha Khoirun Nikmah (2016), dan Helmi Zunan Tanuwijaya (2014).

“Pada cabang Scientific Paper delegasi FK UII berhasil mendapatkan Juara 1. dengan judul karya “Pengaruh Yogurt Probiotik Terisolasi Bakteri Lactobacillus plantarum mut7 Dari Produk Fermentasi Tradisional Ketela Gatot Sebagai Makanan Alternatif Bagi Penderita Hipertensi Pada Obesitas”. Karya tulis ini dibimbing oleh 2 dosen pembingbing yaitu dr. Syaefudin Ali Akhmad, M. Sc dan dr. Evy Sulistyoningrum, M.Sc”, kata Helmi

Hasil karya tulis ini di aplikasikan dalam bentuk Yogurt yang memanfaatkan bakteri probiotik dari produk tradisional Khas Kulon Progo, Yogyakarta yaitu ketela Gatot. Kandungan bakteri probiotik ini mempunyai mekanisme untuk menurunkan hipertensi dengan cara menghambat ACE.

“Karya tulis ini diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dan dapat menjadikan solusi untuk lebih mengoptimalkan produk tradisional yang sudah mulai terlupakan” ujar Helmi. Wibowo[:]