mendidik balita sadar kebersihan sejak dini

MENDIDIK BALITA SADAR KEBERSIHAN SEJAK DINI

Oleh: dr.Titik Kuntari, MPH

KEBERSIHAN merupakan salah satu faktor kunci untuk menjaga kesehatan manusia. Sayangnya, faktor kebersihan ini jarang menjadi prioritas nilai yang ditanamkan sejak dini di tengah-tengah keluarga kita. Padahal tradisi bersih saat usia dewasa, sangat ditentukan oleh kebiasaan sejak kecil dan tradisi menjaga kebersihan di tengah-tengah keluarga kita. Oleh karena itu, jangan abaikan masalah mendidik dan menanamkan tentang konsep bersih itu sehat kepada anak sejak usia dini. Dua komponen usia ini, sebenarnya perbedaan klasifikasi maknanya cukup mendalam. Memperkenalkan konsep kebersihan dapat dilakukan sejak dini , artinya sejak bayi baru lahir sudah diperkenalkan dengan konsep hidup bersih. Orang tua, selalu berusaha menjaga kebersihan tubuh dan pakaian si bayi. Dengan demikian, lambat laun anak bayi tersebut akan akrab dengan konsep bersih dan merasa risih jika lingkungannya kotor. Selanjutnya, di usia balita seorang anak yang sudah dapat berkomunikasi dengan baik dan mungkin sedikit banyak sudah dapat diberikan berbagai pemahaman dengan argumentasi , maka konsep kebersihan tadi bisa diajarkan dengan komunikasi saat bermain dll.
   

Mengajak keluarga hidup bersih, memiliki berbagai keuntungan-keuntungan seperti keluarga akan menjadi sehat karena berbagai penyakit umumnya muncul karena gaya hidup yang tidak bersih. Misal, seseorang dapat terkena diare hanya karena malas mencuci tangan sebelum mengambil makanan atau membiarkan makanan  tidak tertutup atau diolah dengan cara yang tidak higienis. Begitu juga dengan pakaian yang digunakan, harus dicuci setiap hari karena baju yang kotor merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya jamur yang dapat menyebabkan berbagai penyakit kulit. Dan penyakit kulit pada anak, umumnya pemulihannya akan memakan waktu cukup panjang karena anak biasanya tidak dapat menahan diri untuk menggaruk kulitnya yang gatal secara berlebihan.
Untuk itu, dapat kita simpulkan bahwa ada beberapa aspek penjelasan tentang konsep kebersihan yang dapat diperkenalkan kepada balita kita:
–  Konsep untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan
Penerapan konsep ini melalui contoh, di mana sebuah keluarga selalu melibatkan anak-anaknya untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungannya. Misal, dengan mengadakan gotong royong setiap hari libur untuk membersihkan halaman rumah dll dari berbagai kotoran dan membersihkan saluran-saluran air yang tersumbat sehingga memungkinkan menggenangnya air hujan yang jernih dapat menjadi sarang bagi nyamuk yang dapat menjadi vektor berbagai penyakit seperti demam berdarah. Sementara genangan air yang kotor (rawa-rawa) dapat menjadi tempat berkembangnya nyamuk malaria. Demikian juga dengan mengolah sampah-sampah rumah tangga, karena sampah juga tempat berkumpulnya lalat yang dapat membawa virus diare. Selain itu, bau busuk dari sampah juga akan menyebabkan lingkungan menjadi tidak nyaman.Jika kita memiliki hewan peliharaan seperti ayam, maka letakkan kandang ayam tadi agak jauh dari rumah dan jangan biasakan anak-anak balita bermain bersama hewan-hewan tadi. Dan usahakan agar kandang hewan dan kondisi hewan peliharaan selalu dalam kondisi dan keadaan yang bersih.
–  Konsep untuk menjaga kebersihan tubuh dan pakaian
Kebersihan tubuh merupakan salah satu faktor kunci, untuk menjamin kesehatan tubuh manusia. Artinya, pada tubuh yang kotor sangat potensial untuk terkena berbagai bakteri, jamur dan virus yang dapat menyebabkan datangnya berbagai penyakit. Oleh karena itu, memperkenalkan tentang konsep bersih untuk mencegah penyakit, merupakan agenda yang sangat penting di dalam sebuah keluarga. Caranya…? Mungkin diawali dengan mentradisikan hal-hal yang terlihat sederhana, seperti membiasakan balita untuk mandi dua kali sehari dengan bersih. Mandi yang bersih itu meliputi, membersihkan berbagai kotoran di tubuh dengan sabun (anti septic), keramas jika rambut terlalu banyak keringat dan tidak lupa setiap mandi dan ketika akan tidur menggosok gigi.  Demikian juga anak-anak balita, dibiasakan untuk selalu mengganti pakaian yang kotor dengan pakaian yang bersih. Mencuci tangan setiap selesai bermain. Membuang sampah di tempat sampah yang sudah disediakan. Jika anak sedang berada di luar lingkungan yang termonitor oleh orang tua, maka selalu ingatkan kepada anak untuk tidak sembarangan membeli jajanan. Beli jajanan yang tertutup dan bersih. Batasi uang jajan yang diberikan agar anak dapat terbatasi dari keinginan untuk mengkonsumsi semua jajanan yang ada. Dan jika memungkinkan, tidak salah jika setiap berangkat ke sekolah si anak dibawakan bekal yang terjamin kebersihannya dari rumah.
 
Kita tentu sangat berharap, dengan terjaganya kebersihan lingkungan kita maka kualitas kesehatan kita semua juga menjadi meningkat. Dan dengan melibatkan anak untuk selalu menjaga kebersihan, maka ruang untuk menuju keluarga yang sehat secara utuh semakin terbuka lebar. Orang-orang bijak mengatakan: Mencegah lebih penting daripada mengobati. Nasihat ini sangat tepat, jika kita gunakan dalam konsep kesehatan masyarakat. Tubuh dan lingkungan yang bersih akan meminimalisasi masuknya berbagai penyakit. Jika keluarga terbebas dari penyakit, maka biaya pengobatan dapat dihemat dan bisa ditabung untuk tabungan pendidikan anak-anak misalnya. Selain itu, jika semua anggota keluarga sehat maka tentu fokus orang tua ke pekerjaannya dapat ditingkatkan yang secara otomatis akan meningkatkan produktivitas keluarga. Karena itu, mari kita mulai membangun keluarga yang mencintai kebersihan. Dan tentu, kebiasaan bersih akan dapat menular kepada anak-anak, jika orang tuanya menjadikan konsep hidup bersih ini sebagai sebuah kebiasaan yang dilakukan setiap hari sehingga dapat menjadi teladan yang efektif bagi keluarga.