FK UII Tempat Belajar Kedokteran Muslim Internasional

ImageGlobalisasi telah membawa konsekuensi logis bahwa lintas batas negara, ketrampilan, keilmuan maupun bahasa bukan lagi suatu kendala. Apalagi Indonesia telah menjadi bagian dari masyarakat Internasional yang mana kebutuhan sumber daya manusia perusahaan/institusi tidak lagi mengandalkan penduduk bumi putera, namun mereka yang memiliki kompetensilah yang bisa diterima untuk bekerja.

Sejalan dengan hal di atas, FK UII yang pada bulan Agustus 2009 nanti genap sewindu dalam perjalanannya sebagai institusi pendidikan kedokteran makin mempersiapkan diri untuk membekali para calon dokter bukan hanya dengan memberikan kemampuan kompetensi standar, tetapi juga memiliki kualitas tersendiri dalam hal penguasaan bahasa internasional (Inggris, Arab, dan bahasa lain yang diperlukan), pemahaman akan masalah kesehatan di berbagai belahan dunia, memberikan fasilitas latihan ketrampilan medik dengan peralatan berstandar internasional, serta penekanan pada etika perilaku sebagai dokter, pemahaman akan prosedur legal untuk bekerja di luar negeri.

Sementara itu menurut dr. Linda Rosita, M.Kes, Sp.PK, FK UII sudah seharusnya bisa membangun dokter penyuluh kesehatan dan sekaligus seorang dakwah islam, karena dokter umum lulusan uii akan menjadi sebagai elemen pelayanan kesehatan primer, memiliki peranan besar dalam upaya promosi kesehatan dan juga sebagai seorang penyuluh kesehatan. Karena itulah nilai-nilai dalam pembentukan dokter muslim harus melekat dalam kurikulum pendidikan kedokteran di uii.

Pandangan yang hampir sama juga dikemukakan oleh dr. Hj., Erliana Marfianti, M.Sc, Sp.PD yang menyatakan bahwa UII sebagai universitas yang berjiwa islam sudah seharusnya dapat menjadi jiwa pembeda dengan universitas lain. Karena itulah pendidikan dokter di uii menekankan kedokteran holistik yang mana seorang dokter memandang pasien sebagai kesatuan raga dan jiwanya, sehingga pendekatannya harus mempertimbangkan keduanya. Pendekatan degan perspektif islam yang harus menjiwai seluruh proses pengobatan. Perspektif Islam yang dimaksud adalah juga menggali kedokteran yang bersumberkan pada Al-Qur’an, Hadits serta semua yang bersumber pada sunnah nabi. Misalnya penggunaan bahan-bahan yang bersifat alami untuk pengobatan misal Madu, Habatus saudah dll. 
 
Image 
Tidak kalah menariknya adalah pandangan dari dr. H. Syaefudin Ali Akhmad yang mengemukakan bahwa mayoritas pasien yang dilayani dalam praktek dokter adalah umat Islam. Sayangnya, hanya satu atau dua dokter muslim yang bisa memberikan layanan medis sesuai bioetik islam. Oleh karena itu perlu pembekalan kepada calon dokter dengan keahlian / ketrampilan dan pengetahuan Bioteik Islam.
Demikian beberapa hal penting yang dapat disampaikan ke publik dalam kegiatan Rakorja FK UII yang bertempat di Gedung Kuliah Umum Prof. Sardjito Universitas Islam Indonesia Yogyakarta pada tanggal 4-6 April 2009 yang dihadiri seluruh Pimpinan, Dosen dan Kepala Divisi.